REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepolisian telah merilis hasil penyelidikan kasus kematian Editor Metro TV, Yodi Prabowo. Berdasarkan hasil pemeriksaan sejumlah saksi, laboratorium forensik dan kedokteran forensik, polisi menyimpulkan, diduga kuat Yodi bunuh diri.
"Dari beberapa faktor atau penjelasan ahli, saksi, olah TKP, keterangan lainnya dan bukti petunjuk lainnya, maka penyidik simpulkan yang bersangkutan (Yodi Prabowo) diduga kuat bunuh diri," kata Direktur Reserse Krimimal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Tubagus Ade Hidayat di Mapolda Metro Jaya, Sabtu (25/7).
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Dokter Spesialis Forensik dari Instalasi Dokter RS Bhayangkara Tingkat 1, Kramat Jati, dr Arif Wahyono mengatakan, saat dilakukan autopsi, tidak ditemukan adanya luka akibat kekerasan pada tubuh Yodi. Namun, hanya ada luka tusukan di dada sebanyak empat kali dan sayatan pada leher korban.
"Kami tidak temukan tanda kekerasan lain, selain luka tusuk di dada sebanyak empat kali. Dimana gambaran kekerasan macam-macam, ada yang lukanya sampai jaringan otot. (Tusukan) Kedua, ketiga dan terakhir lebih dalam lagi, lalu di leher," papar dr Arif.
Adapun polisi melakukan penyelidikan dan penyidikan selama dua pekan untuk mengungkap kasus kematian Yodi Prabowo. Sebanyak 34 orang saksi pun dimintai keterangan terkait kasus itu.
Sebelumnya, jasad Yodi Prabowo ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di pinggir Jalan Tol JORR Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Jumat (10/7) siang. Namun, jenazah diyakini sudah tak bernyawa sejak Rabu (8/7).