REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Seorang balita laki-laki berusia satu tahun asal Kelurahan Cipari, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, meninggal dunia diduga akibat demam berdarah dengue (DBD) Rabu (22/7). Balita itu meninggal saat menjalani perawatan di RSUD dr Soekardjo.
Salah seorang keluarga korban, Muhidin (32) mengatakan, keponakannya itu masuk rumah sakit sejak tiga hari lalu. Awalnya, suhu tubuh keponakanya itu tinggi. Oleh orang tuanya, ia dibawa ke dokter anak. "Saat diperiksa, dirujuk ke RSUD," kata dia, di RSUD dr Soekardjo, Rabu (22/7).
Namun setelah menjalani rawat inap selama tiga hari, korban meninggal dunia. Korban kemudian dibawa ke Instalasi Pemulasaraan Jenazah RSUD dr Soekardjo. Berdasarkan keterangan dokter, keponakannya itu meninggal karena DBD.
Menurut dia, di lingkungan tempatnya tinggal sudah ada beberapa warga yang menderita DBD. Namun, petugas puskesmas sudah melakukan pengasapan (fogging) beberapa waktu lalu.
Sementara itu, petugas Instalasi Pemulasaraan Jenazah RSUD dr Soekardjo, Dona Dermawan mengatakan, pihaknya menjemput pasien yang meninggal dari ruang pediatric insensitive care unit (PICU) sekira pukul 17.00 WIB. Dari keterangan dokter yang merawatnya, pasien meninggal menderita DBD. "Umur 1 tahun lebih," kata dia.
Dengan meninggalnya balita itu, kasus kematian akibat DBD di Kota Tasikmalaya kembali meningkat. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya hingga Rabu pagi, terdapat 936 kasus DBD sejak Januari 2020, di mana 17 di antaranya meninggal dunia.
Adanya tambahan kasus kematian akibat DBD pada Rabu sore membuat angka bertambah menjadi 18. Dari total kasus kematian, 12 di antaranya masih berusia anak.