Rabu 22 Jul 2020 13:12 WIB

Bolehkah Mengoles Pasta Gigi Hingga Kecap pada Luka Bakar?

Masyarakat umumnya akan menggunakan dua bahan tersebut saat alami luka bakar ringan.

Masyarakat umumnya akan menggunakan pasta gigi atau kecap saat alami luka bakar ringan (Foto: ilustrasi luka bakar)
Foto: PxHere
Masyarakat umumnya akan menggunakan pasta gigi atau kecap saat alami luka bakar ringan (Foto: ilustrasi luka bakar)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian orang mungkin pernah memiliki pengalaman menderita luka bakar. Entah itu terciprat minyak saat memasak, terkena tumpahan air mendidih, atau tak sengaja menyentuh knalpot motor yang sangat panas.

Umumya, masyarakat awam akan menggunakan beberapa obat yang dianggap bisa menyembuhkan luka bakar. Misalnya, mengoleskan pasta gigi atau kecap. Namun dari pandangan medis, boleh menggunakan bahan-bahan tersebut untuk luka bakar?

Baca Juga

Pakar kesehatan tidak menyarankan pengolesan pasta gigi dan bahan lain, seperti mentega dan kecap, pada kulit yang terkena luka bakar. Pasalnya, bahan-bahan tersebut bukannya mengobati luka tetapi justru berisiko memperburuk kondisi luka dan menimbulkan bekas luka seperti parut.

"Mengoleskan pasta gigi, kecap, mentega, dapat memperburuk luka bakar, meningkatkan kemungkinan infeksi dan menimbulkan jaringan parut (scar), paling parah keloid," ujar Medical Expert Combiphar, dr Sandi Perutama Gani dalam "Combiphar Health Desk - Virtual Media Briefing", Rabu (22/7).

Salah satu kandungan dalam pasta gigi, yakni fluoride, memang bisa menguatkan dan melindungi gigi. Namun, justru berdampak buruk jika dioleskan pada kulit terkena luka bakar.

Area kulit akan tertutupi fluoride sehingga berisiko muncul radang. Luka menjadi sukar sembuh dan munculah parut atau bekas pada kulit.

"Panasnya luka bakar kalau dikasih pasta gigi (mengandung fluoride) akan terperangkap padahal tujuannya (penanganan luka bakar) mengeluarkan panasnya. Panasnya di situ-situ saja, akibatnya bisa jadi radang, luka lama sembuh, akan timbul jaringan parut," tutur Sandi.

Belum lagi jika ada bakteri yang ikut terperangkap, ada risiko makhluk itu berkembang biak. Salah satu bakteri yang bisa saja terperangkap, Streptococcus, yang biasanya hidup di kulit dan tenggorokan manusia. Infeksi bakteri ini bisa memunculkan sederet penyakit antara lain sinusitis, infeksi telinga dan pneumonia.

Luka bakar cenderung disebabkan berbagai faktor termasuk di lingkungan rumah dan mayoritas karena api (sebanyak 53 persen). Penyebab lainnya, cairan panas yang bisa menyebabkan lepuh. Semakin tebal atau banyak cairan dan semakin lama kontaknya dengan kulit, dapat menyebabkan lepuh yang semakin besar.

Selain itu, listrik yang bisa menyebabkan kerusakan parah pada kulit dan jaringan di bawahnya. Penyebab lainnya, bahan kimia yang mudah terbakar seperti bensin, alkali atau pengencer cat (thinner) serta kontak dengan benda panas semisal rokok dan peralatan memasak.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement