REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sedikitnya 107 hektare lahan tambak ikan dan udang tradisional milik pelaku usaha pertambakan di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah terdampak banjir.
"Semua tambak yang terdampak berada di Kecamatan Parigi Selatan. Kecamatan itu merupakan salah satu wilayah terdampak parah," kata Kepala Bidang Usaha Budidaya Dinas Perikanan Parigi Moutong Made Kornelius di Parigi, Selasa (21/7).
Dia menjelaskan dampak yang ditimbulkan banjir merusak sejumlah pematang tambak milik warga sehingga membuat ikan dan udang terlepas, namun kerusakan itu tidak terlalu signifikan.
Dampak kerugian diprediksi sekitar Rp200 juta, sebab sejumlah tambak ada yang sudah siap panen dan upaya perbaikan oleh pemilik tambak sudah dilakukan menggunakan satu unit alat berat jenis eksavator bantuan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang dikelola koperasi setempat.
"Akibat debit air semakin banyak, air kemudian memenuhi tambak lalu meluap sehingga merusak pematang," ucap Made.
Dia mengaku Dinas Perikanan setempat belum bisa berbuat banyak membantu mengintervensi pemulihan pascabanjir khususnya bagi pelaku usaha perikanan yang terdampak, sebab tahun ini tidak ada anggaran tersedia di instansi tersebut.
"Warga secara mandiri sudah memperbaiki tambak mereka menggunakan alat berat," kata Made menambahkan.
Selain merusak lahan pertambakan, banjir juga merusak sejumlah sarana dan prasarana seperti jalan, jembatan, tower, lahan pertanian dan perkebunan
Sedikitnya 18 desa di kabupaten itu terdampak dan merusak sekitar 75 rumah warga, terdiri 67 rumah rusak berat, tiga rusak sedang, lima rusak ringan.
Selain itu, terdapat 22 rumah hanyut terseret banjir, 118 rumah terancam serta 361 rumah terendam, dengan total kerugian materi ditaksir mencapai Rp5,5 miliar.
Data sementara BPBD Parigi, sekitar 3.797 jiwa atau 1.027 Kepala Keluarga (KK) terdampak banjir, 199 diantaranya merupakan kelompok rentan terdiri dari 84 orang lansia, 10 orang ibu hamil, 82 balita dan 18 bayi, serta lima orang penyandang disabilitas, 1.638 jiwa sedang mengungsi.
"Kami harap pascabencana ini, pelaku usaha tambak yang terdampak bisa secepatnya bangkit," kata Made.