REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto, melantik dan mengambil sumpah 208 Perwira Prajurit Karir TNI Tahun 2020. Para Perwira Prajurit Karir TNI itu terdiri atas TNI AD 115 personel, TNI AL 40 personel, dan TNI AU 53 personel.
Upacara pelantikan dan pengambilan sumpah Perwira Prajurit Karier TNI yang dilaksanakan secara virtual tersebut diwakili oleh delapan perwira perwakilan dari tiha matra. Mereka terdiri atas tiga perwira TNI lulusan terbaik dan lima perwira TNI dari perwakilan agama. Sedangkan, Perwira Prajurit Karier TNI lainnya mengikuti upacara dari Akademi Militer (Akmil) Magelang, Jawa Tengah.
Lulusan terbaik Perwira Prajurit Karier TNI tahun 2020 adalah Letda Czi Wahyu Winanto dari TNI AD, Letda Laut (KH) Muhamad Faugi B dari TNI AL, dan Letda Tek Dani Febrianto dari TNI AU.
Pada kesempatan itu, Panglima TNI menyampaikan, di tengah pandemi Covid-19, Indonesia tetap harus mewaspadai spektrum ancaman yang begitu kompleks. Sebagai alat pertahanan negara, TNI harus dapat mengantisipasi dan menjawab setiap tantangan tersebut. Pembangunan kekuatan TNI dan peningkatan profesionalisme prajuritnya akan terus ditingkatkan.
Hadi menyebutkan, saat ini sedang berlangsung perang pikiran. Di mana perang dilakukan dengan menggunakan narasi-narasi untuk mempengaruhi alam berpikir masyarakat yang akan membahayakan kepentingan nasional.
"Dalam masa pandemi sekarang ini ada kelompok yang tidak bertanggung jawab membangun narasi bahwa rapid test, swab test serta penanganan pasien hanya merugikan masyarakat dan menguntungkan rumah sakit," ujar Hadi dalam keterangan pers, Jumat (17/7).
Itu dia katakan saat melantik dan mengambil sumpah Perwira Prajurit Karir TNI secara virtual, Kamis (16/7). Hal lain yang ia soroti ialah mengenai keengganan sebagian masyarakat untuk mengenakan masker karena beranggapan Covid-19 hanyalah konspirasi.
"Sebagai Perwira, harus dapat menangkap dan memahami situasi tersebut dan tidak boleh larut dan dapat memberi arahan yang jelas kepada anggota di satuan," jelas dia.
Panglima TNI mengingatkan, sebagai Perwira milenial yang akrab dengan teknologi dan media sosial, para Perwira Remaja harus dapat menganalisa informasi yang beredar. Ia meminta mereka untuk membangun kesadaran dan kewaspadaan anggota, keluarga, dan lingkungan sekitar terhadap hoaks ataupun upaya radikalisasi dan memecah belah bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.
"Sebagai generasi milenial, para Perwira Remaja setelah dilantik nantinya akan memasuki medan penugasan di tengah kemajuan teknologi yang demikian pesat. Diperlukan personel dan organisasi TNI yang adaptif serta mampu menjawab tantangan dan ancaman yang juga berubah begitu cepat," katanya.
Menurut Hadi juga, salah satu yang perlu dipahami oleh para perwira adalah teknologi komunikasi dan kondisi sosial masyarakat. Pada era modern, di mana penggunaan teknologi komunikasi serta media sosial mengemuka, para perwira harus menyadari, informasi menjadi sarana bagi berbagai pihak untuk menyampaikan pesan, baik positif maupun negatif.