Rabu 15 Jul 2020 23:23 WIB

Cegah Covid, Gugus Tugas Ingatkan Asrama dan Pesantren

Asrama dan pesantren diingatkan waspada covid-19.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Muhammad Hafil
Cegah Covid, Gugus Tugas Ingatkan Asrama dan Pesantren. Foto: Anggota Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Dewi Nur Aisyah
Foto: BNPB Indonesia
Cegah Covid, Gugus Tugas Ingatkan Asrama dan Pesantren. Foto: Anggota Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Dewi Nur Aisyah

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Lonjakan kasus virus corona SARS-CoV2 (Covid-19) di Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (Secapa AD) beberapa waktu lalu membuat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 mengingatkan kegiatan belajar mengajar serupa seperti di pesantren dan asrama. Pasalnya jika kegiatan di tempat-tempat tersebut tetap dilaksanakan maka dikhawatirkan nasibnya bisa sama seperti Secapa AD.

Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Dewi Nur Aisyah mengklaim kondisi Jabar secara keseluruhan sebenarnya kini bertambah baik karena semakin banyak kabupaten/kota yang rendah kasus Covid-19.

Baca Juga

"Kendati demikian, kejadian penularan Covid-19 di Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (Secapa AD) membuatnya menjadi klaster Secapa. Ini yang menambah kasus Covid-19 di Indonesia beberapa hari lalu dan tembus diatas 2 ribu," ujarnya saat konferensi pers virtual akun youtube saluran Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bertema 'Covid-19 dalam Angka: Covid-10 di Pulau Jawa, Apa yang Bisa Dipetik?', Rabu (15/7).

Ia menambahkan, ada beberapa pelajaran bisa diambil dari kasus Covid-19 di Secapa. Pertama, ketika orang-orang dalam jumlah banyak berkumpul dalam satu tempat dalam waktu lama dan satu waktu, apapun kondisi sirkulasinya ternyata mempengaruhi laju penularan virus.

"Karena itu kegiatan seperti di asrama, boarding school, hingga pesantren bisa memiliki kondisi yang mirip dengan Secapa. Orang banyak, kemudian berkumpul satu waktu yang lama, ditambah bisa jadi sirkulasi udaranya juga tidak dijaga dengan baik maka bisa terjadi penularan kasus (Covid-19)," ujarnya.

Pihaknya menganalisa meski protokol kesehatan telah diterapkan di Secapa, ada yang terlupakan. Yaitu titik kritis saat makan yang tidak mungkin memakai masker wajah tetapi di saat yang sama masih berbicara dengan orang lain.

"Jadi ini harus diperhatikan," katanya.

Pelajaran kedua atau terakhir, dia melanjutkan, meski hasil pemeriksaan menyebutkan sebanyak 1.262 orang di Secapa positif terinfeksi virus ini, ternyata hanya 17 orang di antaranya yang dirawat di rumah sakit karena mengalami gejala ringan. Sedangkan mayoritas lainnya tidak dirawat dan cukup melakukan isolasi mandiri karena tidak ada gejala. Sebab, ia menjelaskan orang-orang di Secapa yang terinfeksi virus ini masih berumur muda dan pasti sehat karena calon perwira yang harus berlatih fisik.

"Jadi daya tahan tubuh mereka baik," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement