REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota Surabaya bersama jajaran TNI dan Polri menggelar operasi penertiban masker di Pasar Keputran Utara dan Pasar Keputran Selatan, dalam upaya penegakkan protokol kesehatan. Kepala Bagian Perekonomian dan Usaha Daerah Kota Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro mengaku, tingkat kepatuhan pedagang maupun pembeli di pasar tersebut terbilang baik karena tidak ditemukan pedagang maupun pembeli yang tidak bermasker.
Namun demi meningkatkan kewaspadaan, Pemkot Surabaya menggelar rapid test massal di dua pasar tradisional tersebut.
“Ini untuk pencegahan penularan dan penyebaran Covid-19 karena kita tahu bahwa pasar adalah tempatnya kerumunan,” kata Agus di Surabaya, Rabu (15/7).
Agus menjelaskan, selama dua hari ini, lebih dari 500 orang di-rapid test massal di Pasar Keputran Utara. Rinciannya, di hari pertama ada 252 orang, dan di hari kedua sebanyak 411 orang (245 orang di Pasar Keputran Utara dan 166 orang di Pasar Keputran Selatan). Pada hari pertama, ditemukan 18 orang yang reaktif. Sementara di hari kedua, ada 19 orang yang reaktif.
“Mereka yang hasil rapid test-nya reaktif langsung diberi tindakan isolasi, dan dilanjutkan tes swab. Sedangkan yang non-reaktif boleh kembali melanjutkan aktivitasnya atau pulang,” ujar Agus.
Menurutnya, dalam operasi di hari kedua ini personel yang diturunkan lebih banyak. Yakni mencapai 525 orang. Terdiri dari Satpol PP, BPB Linmas, Dinas Kesehatan (Dinkes), TNI, dan Polri.
Direktur Teknik dan Usaha PD Pasar Surya, Muhibuddin mengatakan, operasi pemakaian masker, rapid test, serta swab test ini tidak hanya ditujukan kepada pedagang. Targetnya adalah mereka yang sudah berada di kawasan pasar ikut rapid test. Karena itu, saat operasi dilakukan, beberapa jalan akses menuju pasar ditutup.
“Tadi banyak pembeli yang mengetahui ada petugas datang, mereka buru-buru pulang. Namun mereka dicegat dan di-rapid test,” kata Muhibuddin.
Muhibuddin berharap, rapid test dan swab test ini mampu mencegah penyebaran dan penularan Covid-19 di kawasan pasar. Menurutnya, pasar tradisional bakal aman dari penularan virus asalkan pedagang, pembeli, atau pengunjung lainnya mematuhi protokol kesehatan secara bersama-sama.