Jumat 10 Jul 2020 14:52 WIB

Epidemiolog Sebut Lonjakan Kasus Covid Wajar, Mengapa?

Syahrizal menilai penambahan kasus covid yang signifikan merupakan hal yang biasa.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Mas Alamil Huda
Ilustrasi Penyebaran Virus Corona.
Foto: MgIT03
Ilustrasi Penyebaran Virus Corona.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar epidemiologi dari Universitas Indonesia (UI) Syahrizal Syarif menilai, lonjakan kasus konfirmasi positif Covid-19 pada Kamis (9/7) yang mencapai angka 2.657 kasus merupakan hal yang wajar. Sebab, kata dia, angka kasus ODP dan PDP saja dilaporkan masih tinggi.

Dalam laporan Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto kemarin, kasus ODP tercatat sebanyak 38.498 orang dan PDP sebanyak 13.732 orang. Syahrizal menilai, lonjakan kasus positif covid tersebut juga karena didukung oleh peningkatan tes di laboratorium.

“Hanya karena aspek teknis saja kasusnya meningkat. Selama kasus ODP dan PDP masih banyak, peningkatan kasus lebih karena peningkatan laboratorium dan adanya kasus yang baru dilaporkan kemarin,” jelas dia saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (10/7).

Karena itu, Syahrizal menilai, penambahan kasus covid yang signifikan tersebut merupakan hal yang biasa saja. Lonjakan ini, kata dia, juga tidak menggambarkan situasi transmisi di masyarakat.

“Ya, biasa saja. Juga karena ada laporan kasus secapa yang bukan kasus baru. Juga ada laporan 50 kasus impor dari Jakarta. Jadi laporan kasus ini tidak menggambarkan situasi transmisi di masyarakat,” ungkapnya.

Sebelumnya, Achmad Yurianto mengumumkan lonjakan kasus positif covid pada Kamis kemarin yang mencapai 2.657 kasus. Lonjakan kasus baru ini salah satunya disumbang oleh Provinsi Jawa Barat yang sebanyak 962 kasus dan 27 orang dilaporkan sembuh.

Kemudian disusul oleh Provinsi Jawa Timur dengan 517 kasus baru dan 263 kasus sembuh. Posisi ketiga ditempati oleh DKI Jakarta dengan 284 kasus positif baru dan 221 orang sembuh dan disusul oleh Sulawesi Selatan dengan 130 kasus baru dan 189 kasus sembuh.

Sementara itu, Sulawesi Utara melaporkan adanya 126 kasus baru dan 27 kasus sembuh. Provinsi Jawa Tengah ada di peringkat ke-6 dengan 120 kasus baru dan 30 orang sembuh.

“Kalimantan Selatan 108 kasus baru dengan 23 sembuh. Sumatera Utara 108 kasus dengan 11 sembuh,” jelas Yurianto.

Yurianto menjelaskan, penambahan kasus positif yang cukup banyak di Provinsi Jawa Barat didapatkan dari kluster di pusat pendidikan sekolah calon perwira TNI AD. Di kluster ini telah dilakukan penyelidikan epidemiologi sejak tanggal 19 kemarin. Total terdapat 1.262 kasus positif di kluster ini yang terdiri dari para peserta didik dan juga tenaga pelatih.

Sebanyak 17 orang di antaranya pun tengah dirawat dan diisolasi di rumah sakit karena mengalami beberapa keluhan. Sedangkan 1.245 orang lainnya tidak mengalami keluhan apapun.

Yurianto menambahkan, penambahan kasus di luar kluster di Jawa Barat disebabkan karena kurangnya disiplin menjalankan protokol kesehatan. Karena itu, ia mengingatkan masyarakat agar terus menjalankan protokol kesehatan secara ketat untuk memutus rantai penularan covid.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement