Rabu 01 Jul 2020 17:06 WIB

Ekonomi Jatim Mulai Menggeliat

Ekonomi di Jawa Timur mulai menggeliat, setelah sempat terhambat wabah Covid-19.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Karyawan memakai masker saat menjaga salah satu toko busana di Pasar Kapasan, Surabaya, Jawa Timur
Foto: Antara/Moch Asim
Karyawan memakai masker saat menjaga salah satu toko busana di Pasar Kapasan, Surabaya, Jawa Timur

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, Dadang Hardiwan mengungkapkan, pada Juni 2020, wilayah setempat mengalami inflasi sebesar 0,28 persen yaitu dari 104,09 menjadi 104,38. Peningkatan inflasi tersebut, kata dia, menunjukkan ekonomi di Jawa Timur mulai menggeliat, setelah sempat terhambat wabah Covid-19.

"Ekonomi sudah mulai menggeliat, karena inflasi tidak tinggi, dan saya harap terus ada penurunan data Covid-19. Mudah-mudahan sudah tidak bertambah lagi dan ekonomi semakin membaik," kata Dadang saat menggelar konferensi pers secara virtual, Rabu (1/7).

Dadang mengatakan, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran. Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada Juni 2020 antara lain angkutan udara, daging ayam ras, telur ayam ras, angkutan antar kota, cumi-cumi, alpukat, kentang, nasi dengan lauk, rokok kretek filter, dan shampo.

Dadang mengungkapkan, dari delapan kota dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) di Jawa Timur, tujuh kota mengalami inflas dan satu kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi dicatatkan Malang sebesar 0,44 persen. Kemudian diikuti Jember sebesar 0,30 persen, Surabaya sebesar 0,28 persen, Kediri sebesar 0,25 persen, Madiun sebesar 0,20 persen, Probolinggo sebesar 0,15 persen, dan Banyuwangi sebesar 0,06 persen.

"Kota yang mengalami deflasi yaitu Sumenep sebesar 0,15 persen," kata Dadang.

Dadang melanjutkan, tingkat inflasi tahun kalender (Januari - Juni) 2020 di 8 kota IHK Jawa Timur, Jember merupakan kota dengan inflasi tahun kalender tertinggi, yaitu mencapai 1,37 persen. Sedangkan kota yang mengalami inflasi tahun kalender terendah adalah Malang yang mengalami inflasi sebesar 0,88 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement