Selasa 30 Jun 2020 07:18 WIB

Sekjen MUI: Sentilan Presiden Menyejukkan Hati Rakyat

Sentilan presiden diharap membuat para menterinya segera jalankan kebijakan strategis

Rep: Febryan. A/ Red: Agus Yulianto
Sekjen MUI, Anwar Abbas
Foto: Republika TV/Mauhammad Rizki Triyana
Sekjen MUI, Anwar Abbas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal (Sekjen) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas menilai, kemarahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) atas kinerja para menterinya dalam menangani krisis Covid-19 telah menyejukkan hati rakyat. Dia berharap, para pembantu presiden tersentak dan segera melaksanakan kebijakan strategis guna membantu perekonomian rakyat.

Anwar mengatakan, rekaman pidato yang tersebar di YouTube itu memang menunjukkan kekecewaan Jokowi terhadap kinerja para menterinya. Jokowi, kata dia, benar-benar jengkel dengan para pembantunya yang tak memiliki sense of crisis yang pada akhirnya membuat kinerja mereka tidak berdampak banyak terhadap kehidupan rakyat.

Anwar menyoroti pernyataan Jokowi yang menyebutkan bahwa dana yang dianggarkan sudah besar, tapi tak kunjung disalurkan oleh para menterinya. Hal itu, kata dia, merupakan salah satu penyebab daya beli masyarakat belum terdongkrak dan perekonomian tak kunjung menggeliat.

"Hal ini tentu saja sangat kita sesalkan karena akibat dari tindakan tersebut telah memperburuk citra dari pemerintah terutama dalam hal ini adalah presiden karena dampak dari tindakan mereka telah memperburuk keadaan ekonomi rakyat," kata Anwar dalam keterangan tertulisnya yang dikirimkan kepada Republika, Senin (29/6).

Dengan kemarahan Jokowi itu, Anwar berharap, para menteri benar-benar tersentak dan segera melakukan langkah-langkah strategis untuk memperbaiki ekonomi rakyat. Hal ini, kata dia, agar tujuan tersebut bisa cepat terwujud, sebaiknya bantuan dari pemerintah kepada rakyat miskin diberikan dalam uang, bukan barang. 

"Dengan itu mereka bisa berbelanja ke warung-warung kecil di samping dan disekitar rumahnya, sehingga kehidupan ekonomi rakyat kecil benar tertolong dan itulah yang kita harapkan," kata Buya Anwar.

Sebelumnya, Presiden Jokowi memarahi para menterinya dan melontarkan ancaman perombakan kabinet dalam pidatonya saat sidang kabinet paripurna di Istana Negara pada Kamis (18/6). Rekaman pidato itu diunggah oleh Sekretariat Kepresidenan di kanal YouTube pada Ahad (28/6).

Dalam pidatonya itu, Kepala Negara geram dengan kinerja menterinya yang normal-normal saja dalam situasi krisis Covid-19 sekarang. Bahkan dana yang sudah dianggarkan untuk mengatasi krisis masih belum disalurkan.

"Misalnya saya beri contoh, bidang kesehatan dianggarkan Rp 75 triliun, baru keluar 1,53 persen. Uang beredar masyarakat ke rem di situ semua. Segera itu dikeluarkan dengan penggunaan-penggunaan yang tepat sasaran sehingga men-trigger ekonomi," kata Jokowi.

"Bansos (bantuan sosial) yang ditunggu masyarakat segera keluarkan. Kalau ada masalah segera lakukan tindakan lapangan," imbuh eks Gubernur DKI Jakarta itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement