REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Pemprov Sulsel) mengumpulkan kepala daerah, para pakar, konsultan hingga kepala dinas untuk menyatukan sikap dan bertukar pikiran dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di daerah itu.
Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman di Kota Makassar, Senin (29/6), mengatakan, Pemprov Sulsel sengaja mengundang beberapa kepala daerah seperti Wali Kota Makassar dan Bupati Soppeng untuk berbagi pengalaman dan upaya penanganan Covid-19.
"Ketika terjadi persoalan COVID-19, ketika belum ada kesimpulan (antivirus) maka kita harus bersatu dan bersama-sama. Tidak ada istilah ada yang jago mengatasi sendiri, itu tidak bisa melainkan dikerjakan bersama-sama," ujarnya pada Rapat Monitoring, Evaluasi Survailance, Promotive, dan Preventative Covid-19 di Ruang Rapat Pimpinan Kantor Gubernur Sulsel pada Senin.
Andi menjelaskan, apa yang telah dilakukan sejauh ini memang sudah cukup baik khususnya dalam perawatan dengan tingginya angka sembuh hingga 35 persen. Namun, untuk pencegahan masih harus terus ditingkatkan seiring makin tingginya angka positif di daerah itu. "Makanya saya sengaja undang beberapa kepala daerah seperti Bupati Soppeng yang sukses membuat daerahnya menangani Covid-19," ujarnya.
Bupati Soppeng Kaswadi Razak mengatakan, langkah mengumpulkan para kepala merupakan hal yang sangat baik. Bahkan dirinya mengaku seharusnya hal itu sudah dilakukan sejak jauh-jauh hari atau sebelum banyaknya warga yang terpapar virus corona baru tersebut.
Kaswadi menjelaskan, keberhasilan daerahnya memutus mata rantai penyebaran Covid-19 karena sikap waspada dengan melakukan penelusuran warga dan menjaga perbatasan. Kabupaten Soppeng juga bergerak cepat dengan menyiapkan rumah sakit khusus Covid-19, yakni Rumah Sakit Ajappangnge.
Selanjutnya, pihaknya memaksimalkan laboratorium serta melakukan pengadaan tes PCR untuk mendeteksi virus tersebut. "Kami melibatkan seluruh pihak termasuk TNI, Polri, tokoh agama, tokoh masyarakat untuk ikut menjaga dan memberikan edukasi," kata Kaswadi.