Sabtu 27 Jun 2020 18:22 WIB

Bersepeda Makin Hits di Bandung, Ini Sebabnya

Bersepeda menjadi pilihan menarik karena memiliki manfaat bagi kesehatan.

Rep: Rahayu Marini Hakim/ Red: Dwi Murdaningsih
Pedagang menata onderdil sepeda di salah satu toko sepeda di Jalan Veteran, Kota Bandung, Senin (15/6). Berdasarkan keterangan pedagang sepeda di kawasan tersebut penjualan sepeda, aksesoris dan onderdil mengalami peningkatan hingga 90 persen seiring dengan berkembangnya tren bersepeda saat pandemi Covid-19
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Pedagang menata onderdil sepeda di salah satu toko sepeda di Jalan Veteran, Kota Bandung, Senin (15/6). Berdasarkan keterangan pedagang sepeda di kawasan tersebut penjualan sepeda, aksesoris dan onderdil mengalami peningkatan hingga 90 persen seiring dengan berkembangnya tren bersepeda saat pandemi Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pengguna sepeda di Kota Bandung meningkat. Kepala Dinas Perhubungan Kota Bandung E. M. Ricky Gustiadi menyebutkan ada empat faktor pendorong tingginya penggunaan sepeda di kota Bandung.

Pertama, kata dia, masyarakat sudah semakin sadar berolahraga guna meningakatkan daya tahan tubuh.  “Wabah corona semakin meningktkan kesadaran masyarat untuk berolah raga,” ujarnya pada acara webminar MTI Wilayah Jawa Barat, Sabtu(27/6).

Baca Juga

Kedua, bersepeda menjadi pilihan menarik karena memiliki manfaat bagi kesehatan dan dipercaya memberikan rasa aman dari penularan virus corona. Ketiga, animo bersepeda dipicu banyakanya konten berisi aktivitas bersepeda yang dibagikan oleh komunitas dan penggiat hobi bersepeda di sosial media.

Terakhir konsumsi informasi terkait konten bersepeda meningkat. Hal tersebut seiring dengan berkurangnya aktivitas bekerja di luar rumah di tengah kondisi pandemi.

Menurut Rocky, meningkatnya pesepeda di Bandung memberikan dampak positif. Ricky menyebut ada lima yakni berkurangnya penggunaan kendaraan bermotor pribadi di jalan, kualitas udara kota membaik, meningkatnya kesehatan.

Selanjutnya, kebiasaan ini menjadi peluang mendorong kebiasaan bersepeda sebagai gaya hidup. Meningkatnya pesepeda juga mengakibatkan tingginya permintaan jalur khusus sepeda sehingga insfrastruktur meningkat.

Selain sisi positif, tentu tetap ada pemasalaha di dalamnya. Seperti terabaikannnya protokol kesehatan penyebaran virus corona. Menurut dua, masih ada pesepeda melakukan kegiatan bersama komunitas yang berjumlah lebih dari dua orang.

Selain itu tidak dipungkiri masih ada pesepeda yang tidak mematuhi aturan lalu lintas, bergerombol hingga menenuhi jalan. Yang terakhir terjadinya perebutan ruang publik antara pesepeda, pejalan kaki dan pengguna kendaraan bermotor.

Dia mengatakan ada enam peran pemerintah dalam menciptakan pesepeda yang baik dan aman. Pertama, optimalisasi jalur sepeda lengkap dengan fasilitas yang dibutuhkan. Menurutnya, perlu ada pemarkaan ulang dan penambahan marka huruf dan lambang sehingga jalur sepeda bisa lebih menarik.

Kedua, pelibatan para komunitas sepeda dan stake holder dalam menbuat perencanaan pembangunan jalur sepeda. Ketiga, merencanakan pembangunan jalur sepeda yang baru dengan target beberapa jalur sepeda terbangun dan terintegrasi pada tahun ini.

Keempat, membuat protokol kesehatan dan keselamatan bersepeda. Pemerintah juga bisa melakukan edukasi dan sosialisasi protokol kesehatan bersepeda. Terakhir melaksanakan kehitan rutin bersepeda secara berkesinambungan agar menjadi kebiasaan seterusnya pada masyarakat.

Saat ini Bandung memiliki lima jalur sepeda. Pertama pada lajur sepada Asia Afrika, lajur sepeda Balaikota sampai Saparua, lajur sepeda Dago, lajur sepeda Dipatiukur dan terakhir lajur sepada Buah Batu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement