REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- DPRD Maluku prihatin dengan peristiwa keluarga mengambil secara paksa satu jenazah yang akan dimakamkan menggunakan protokol kesehatan Covid-19 di Jalan Jenderal Sudirman, Kota Ambon, Jumat petang. Kasus ini menambah banyak jumlah ODP.
"Sangat disayangkan karena di tengah naiknya kasus positif COVID-19 di Kota Ambon yang signifikan justeru terjadi kasus perampasan jenazah seperti ini dan kondisi ini tentu akan menambah panjang deretan Orang Dalam Pemantauan (ODP) maupun Pasien Dalam Pengaasan(PDP) ," kata Wakil Ketua DPRD Maluku, Abdullah Asis Sangkala di Ambon, Jumat malam.
Selaku bagian dari masyarakat, DPRD Maluku memang memahami sungguh kegelisahan yang ada di tengah-tengah warga. Terutama kesedihan keluarga korban yang ditinggalkan. "Namun setelah dilakukan pengecekan ke pihak RSUDdr. M.Haulussy Ambon, status almarhum ini sudah positif Covid-19 berdasarkan hasil PCR sejak 18 Juni 2020, meski pun awal rawat nginap karena menderita kanker usus," ujarnya.
Tentunya pihak RSUD dr. Haulussy akan menggunakan protokol kesehatan untuk penanganan jenazah Covid-19 ketika meninggal dunia.
"Kami juga mempertanyakan apakan pihak RSUD dr. Haulussy sudah melakukan sosialisasi dengan baik kepada keluarga korban, dan mereka memastikan langkah itu sudah dilaksanakan mengenai status pasien seperti apa," kataAsis..
Namun, fakta di lapangan menjadi lain ketika hendak dilakukan pemakaman. Kasus ini, kata Asis, akan menjadi bahan evaluasi bagi semua pihak, termasuk Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid- 19, baik Maluku maupun Kota Ambon agar hal seperti ini tidak terulang lagi.
Menurutnya, sksi perampasan jenazah Covid-19 di Jalan Jenderal Sudirman Ambon ini harus disikapi Gugus Tugas untuk melakukan penelusuran dengan mengikuti jejak-jejak pasien baik PDP maupun ODP. Masyarakat yang terpapar harus ditangani segara agar orang lain tidak bisa tertular semakin banyak.
"Tentu kami sangat berbela sungkawa dengan kematian almarhum karena beliau mantan anggota DPRD Kabupaten Maluku Tengah dan pernah menjadi raja (kades) di sana ," kata Asis. .
Masyarakat memang sangat mencintai sosok almarhum. Namun,ekspesri warga terkadang sudah tidak lagi memperhatikan protokol kesehatan dalam penanganan jenazah Covid-19.