Jumat 26 Jun 2020 16:42 WIB

Debit Menurun, PDAM Bogor Rencanakan 2.000 Sumur Resapan

Mata air Ciburial menjadi andalan pemasok air untuk pelanggan di Kabupaten Bogor.

Rep: Nugroho Habibi/ Red: Agus Yulianto
Pembangunan sumur resapan (Ilustrasi)
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Pembangunan sumur resapan (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Mata air Curug Ciburial, Kabupaten Bogor yang menjadi sumber Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Kahuripan terus mengalami penurunan debit air. Setiap tahun, setidaknya debit air berkurang enam hingga 13 liter per detik.

Direktur Utama (Dirut) PDAM Tirta Kahuripan Hasanudin Tahi menjelaskan, mata air Ciburial menjadi andalan pemasok air untuk pelanggan di Kabupaten Bogor. Bersama United States Agency for International Development (USAID) Urban Water And Sanitation dan Hygiene 'Penyehat Lingkungan Untuk Semua' (IUWASH PLUS), PDAM merencanakan membuat sumur resapan air sekitar 2.000 titik dalam tiga tahun ke depan.

"Kita telah mengajak stakeholder untuk berpartisipasi program revitalisasi sumber mata air," kata Hasanudin melalui keterangan resminya, Jumat (26/6).

Hasanudin menjelaskan, PDAM hanya mampu membangun 471 titik sumur resapan dalam kurun waktu tersebut. Karena itu, untuk mencapai target, diperlukan kerja sama dengan pihak ketiga.

"Ada beberapa yang sudah mendukung, namun belum bisa kita kalkulasi berapa yang sudah pasti," kata Hasanudin.

Dengan penambahan sumur resapan itu, debit air yang terus berkurang diharapkan dapat kembali menghasilkan 530 liter per detik seperti 15 tahun silam. Dalam waktu dekat, dia mengatakan, akan membangun di dua wilayah, yaitu Ciomas dan Tamansari yang merupakan jalur sumber mata air.

"Tahun ini 157 titik dulu yang dari PDAM. Seharusnya tahun ini sudah mulai tapi terkendala pandemi Covid-19, karena ini melibatkan eksternal," jelasnya.

Bersama USAID, dia menambahkan, telah membentuk tim pengkaji untuk merumuskan pelaksanaan pembuatan sumur resapan itu. Secara keseluruhan, dia mentargetkan, kajian tersebut rampung pada tahun ini.

"Termasuk kajian perluasan sumber mata airnya. Semoga ada pendanaannya sehingga bisa mulai juga, demi ketersediaan air," terangnya.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bogor Burhanudin mengkalim, debit mata air Ciburial begitu besar menjadi yang terbaik di Jabodetabek. Hanya saja, selama 15 tahun terakhir debit air terus mengalami penurunan yang cukup signifikan.

Burhan meminta, PDAM harus segera mengantisipasi penurunan itu. Sebab, hal itu akan mempengaruhi pendistribusian air ke masyarakat. 

"Maka, harus ada intervensi dan strategi. Di antaranya PDAM menganggarkan setiap tahunnya untuk membangun sumur resapan disekitar mata air dengan radius tertentu," kata Burhan. 

Dengan membangun resapan itu, Burhan berharap, air hujan dapat terserap ke dalam tanah. Selain itu, dia menambahkan, tengah mengkaji penguatan fungsi konservasi air di sekitar sumber mata air Ciburial. Sehingga, dapat memperkuat debit air di Cibunian.

"Yang jelas sudah ada kerjasama dengan USAID untuk bangun berapa titik sumber sumur resapan, misal 2.000 yang kita buat itu, supaya tetap terjaga debit airnya," ujar Burhan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement