REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) sekaligus Ketua Dewan Pengarah Gugus Tugas Covid-19 Muhadjir Effendy mengatakan insentif perawat di Jawa Timur sudah diselesaikan dengan Menteri Kesehatan (Menkes) saat beliau berada di Surabaya.
"Insentif perawat di Jawa Timur sudah diselesaikan pak Menkes. Tanya ke pak Menkes. Tadi kelihatannya sudah diselesaikan waktu berada di Surabaya," katanya saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (25/6).
Sebelumnya diketahui, Ketua Dewan Pengurus Wilayah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Timur Nursalam mengatakan, sesuatu yang harus diperhatikan pemerintah untuk perawat Covid-19 adalah insentif. Apalagi, banyak dari perawat tersebut yang sampai gugur akibat terpapar Covid-19.
Nursalam mengungkapkan adanya janji-janji dari pemerintah untuk memberikan insentif khusus bagi perawat yang merawat pasien Covid-19. Namun, janji-janji tersebut belum terpenuhi.
Di Jatim, kata Nursalam, baru sekitar 20 persen yang dibayarkan dari insentif yang dijanjikan. "Termasuk insentif yang diberikan sesuai atau tidak (harus diperhatikan). Karena dari yang dijanjikan pemerintah, baru 20 persen yang diberikan di Jatim itu. Yang lainnya belum semuanya," kata Nursalam dikonfirmasi Rabu (24/6).
Nursalam juga menuntut diperhatikannya kebutuhan perawat yang lainnya. Mulai dari istirahatnya dan rasio perawatan pasiennya, agar tidak kelelahan.
Kemudian, menurutnya, perawat perlu diperhatikan juga nutrisinya, jaminan makannya, hingga vitaminya. Dia juga menuntut ketersediaan alat pelindung diri (APD) yang memadai."Penyediaan APD dan ketat dalam menggunakan APD sesuai dengan standar penangananan Covid-19. Itu harus diterapkan. Kalau enggak berguguran semua perawat," ujar Nursalam.