Rabu 24 Jun 2020 19:07 WIB

Emil Imbau UKM untuk Migrasi ke Digital

Jabar izinkan pembukaan 90 persen ekonomi di Zona Biru dan 60 persen di Zona Kuning

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Gita Amanda
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan perekonomian di Jabar kembali didorong selama kegiatan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB).
Foto: ANTARA/M Agung Rajasa
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan perekonomian di Jabar kembali didorong selama kegiatan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil memberikan keynote speech pada webinar “UMKM Jabar di Era Adaptasi Kebiasaan Baru” dari Gedung Pakuan, Kota Bandung, Rabu (24/6). Menurut Ridwan Kamil, perekonomian di Jabar kembali didorong selama kegiatan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi di angka dua sampai tiga persen meski terdampak pandemi global Covid-19.

“Kalau Jabar tidak melakukan upaya-upaya ekonomi, tidak melakukan AKB bulan Juni ini, hasil hitungan (pertumbuhan) ekonomi bisa minus di bawah 0 persen. Dengan pembukaan ekonomi, kita bisa pertahankan (pertumbuhan ekonomi) maksimal 2 sampai 3 persen,” ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil.

Baca Juga

Emil mengatakan, ia akan mengizinkan pembukaan 90 persen ekonomi di Zona Biru dan 60 persen di Zona Kuning, sehingga UKM dan ekonomi bisa perlahan-lahan (kembali beraktivitas) sambil  terus mengendalikan (pandemi) dengan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB).

Adapun berdasarkan laporan Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar pada 12 Juni lalu, 10 daerah yang berada di Zona Kuning atau Level 3 adalah Kabupaten Bekasi, Bogor, Garut, Indramayu, Karawang, Sukabumi, dan Kota Bandung, Bekasi, Bogor, dan Depok.

Sementara 17 daerah di Zona Biru atau Level 2 yakni Kabupaten Bandung, Bandung Barat, Ciamis, Cianjur, Cirebon, Kuningan, Majalengka, Pangandaran, Purwakarta, Subang, Sumedang, dan Tasikmalaya, serta Kota Banjar, Cimahi, Cirebon, Sukabumi, dan Tasikmalaya.

Menurut Emil, selama pandemi Covid-19 ini ada sekitar 37 ribu Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang terdampak karena daya beli masyarakat yang menurun, bahan baku sulit didapat, serta aktivitas ekspor dan impor yang dibatasi.

Selain itu, kata dia, tren masyarakat pun mulai beralih ke digital. Oleh karena itu,  Emil mengimbau para pelaku UKM untuk bermigrasi menggunakan teknologi digital mengikuti tren yang ada di masyarakat.

“Peluang usaha di AKB itu warga ingin bertransaksi tapi malas bergerak, karena membatasi diri selama obat dan vaksin Covid-19 belum ditemukan. Maka ada peluang-peluang untuk memanfaatkan teknologi digital," kata Emil.

Kenaikan UKM digital di Jawa Barat, kata dia, di angka 17 persen. "Mudah-mudahan dengan (pandemi) Covid-19 ini ada hikmahnya, wajib untuk migrasi ke digital,” katanya.

Emil juga berpesan kepada pelaku UKM untuk menggerakkan kembali usahanya dengan memanfaatkan media dalam jaringan (online), mengasah teknik storytelling untuk promosi, menjaga hubungan baik dengan pemilik bisnis lainnya, memperbaiki kualitas produk, serta menggunakan skala anggaran guna menjaga stabilitas ekonominya.

Sementara untuk menghindari munculnya episentrum Covid-19 dari aktivitas pembukaan ekonomi ini, Kang Emil menegaskan pihaknya sudah menyiapkan 627 mobil tes Covid-19 untuk setiap kecamatan di Jabar dan beberapa unit mobil laboratorium mini yang mampu melakukan pengetesan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) dengan swab test (tes usap).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement