REPUBLIKA.CO.ID,KUPANG -- Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas B Maumere menyebutkan upaya pencarian terhadap Arifin (32) korban yang hilang dalam peristiwa sampan terbalik di perairan Lamakera, Pulau Solor, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur sedikit terhambat dengan cuaca buruk.
"Kondisi cuaca di perairan Lamakera terjadi angin kencang sehingga sedikit menghambat proses pencarian terhadap korban," kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas B Maumere, I Putu Sudayana dalam keterangan tertulis yang diterima di Kupang, Senin (22/6).
Selain angin kencang kata dia, jaringan komunikasi yang terputus-putus sehingga menghambat kordinasi antar tim di lapangan. "Kendala yang dihadapi secara operasional yaitu komunikasi yang terputus-putus sehingga menghambat kordinasi antar tim SAR di lapangan," tegas I Putu Sudayana.
Menurut dia, dalam operasi SAR hari ketiga yang dilakukan dengan melakukan penyisiran sepanjang pantai Lamakera, pada Senin (22/6/2020) masih belum berhasil menemukan korban.
Ia mengatakan, wilayah pencarian yang dilakukan tim SAR gabungan terdiri dari unsur TNI AL, BPBD, Kepolisian, pemerintah Desa Lamakera serta masyarakat setempat diperluas namun masih belum berhasil menemukan korban.
Operasi pencarian kata dia, akan dilanjutkan pada Selasa (23/6/2020) dengan sasaran operasi masih berada di perairan Lamakera tempat korban mengalami kecelakaan laut.
Seperti diwartakan sebelumnya peristiwa naas dialami korban atas nama Arifin (32), warga Desa Lamakera, Pulau Solor, Kabupaten Flores Timur terjadi pada Sabtu (20/6/2020) pukul 09.00. Sampan yang ditumpangi korban bersama empat penumpang terbalik saat dalam pelayaran menuju pantai Desa Lamakera, Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur akibat diterjang gelombang tinggi serta angin kencang.
Dalam peristiwa itu empat penumpang berhasil menyelamatkan diri dengan berenang ke pantai Desa Lamakera yang berjarak sekitar 300 meter dari lokasi kejadian sedangkan, korban Arifin dilaporkan hilang dalam peristiwa itu.