Jumat 19 Jun 2020 23:00 WIB

49 Pedagang Kramat Jati Belum Dipastikan Positif Covid-19

Tim GTPP Covid-19 Kramat Jati akan lakukan crosscheck terkait laporan

Suasana aktivitas jual beli di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Ahad (14/6/2020). Anggota Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Reisa Broto Asmoro mengatakan pasar tradisional rentan menjadi tempat penularan COVID-19 salah satunya akibat sarana pencegahan yang dinilai belum memadai
Foto: ANTARA/Indrianto Eko Suwarso
Suasana aktivitas jual beli di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Ahad (14/6/2020). Anggota Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Reisa Broto Asmoro mengatakan pasar tradisional rentan menjadi tempat penularan COVID-19 salah satunya akibat sarana pencegahan yang dinilai belum memadai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Gugus Tugas COVID-19 Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur, belum bisa memastikan sebanyak 49 pedagang Pasar Induk Kramat Jati positif mengidap COVID-19 berdasarkan hasil tes usap.

"Saya masih 'crosscheck' data dengan Kepala Puskesmas Kecamatan Kramat Jati," kata Camat Kramat Jati Eka Darmawan melalui pesan singkat di Jakarta, Jumat (19/6) malam.

Pernyataan itu disampaikan Eka menindaklanjuti laporan dari Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta yang menyebutkan sebanyak 49 pedagang di Pasar Induk Kramat Jati positif mengidap COVID-19.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti dalam rapat kerja bersama Komisi E DPRD DKI Jakarta, Kamis (18/6), mengemukakan sebanyak 137 pedagang di 18 pasar tradisional di Jakarta tertular COVID-19.

Sebanyak 49 di antaranya berada di Pasar Induk Kramat Jati. Data tersebut terungkap atas hasil tes usap (swab test) dangan metode polymerase chain reaction (PCR).

Eka yang juga menjabat sebagai Tim Gugus Tugas COVID-19 di Kecamatan Kramat Jati belum berkenan menyampaikan komentar terkait langkah lanjutan mengantisipasi penularan yang lebih masif. "Saya belum bisa berkomentar (langkah lanjutan)," katanya.

Sebelumnya Tim Puskesmas Kramat Jati melakukan tes usap kepada 200 dari total 600 pedagang pada Rabu (17/6). Tes usap yang juga dihadiri Wali Kota Jakarta Timur M Anwar dilakukan bergilir sebab pengelola pasar memberlakukan operasional dagang ganjil genap selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement