Jumat 19 Jun 2020 09:59 WIB
Bintang emon

Kisah Lucuan Jerman, Cak Durasim, Kasino,Hingga Bintang Emon

Kisah lucuan sepanjang zaman

Komedian Iegendaris nggris Charlie Chaplien, memerankan Hitler.
Foto:

Selain itu, buku Rudolph Herzog mematahkan lebih banyak tabu dalam pengobatan sejarah Jerman. "Jika Anda mentertawakan Hitler, Anda merampoknya dari kemampuan iblis metafisik yang dikaitkan dengan para pembela pascaperang kepadanya," kata Herzog. Itu membuatnya lebih mengejutkan bahwa “sihir kebesaran Nazi”, yang dibeberkan dalam sindiran kontemporer dan kesaksian sastra, ternyata terbukti menghasilkan Holocaust.

"Jerman sama sekali bukan korban propaganda yang tak berdaya. Banyak yang melihat melalui permainan yang dimainkan oleh Goebbels dan para dayang-dayangnya. Ini tidak mengubah fakta bahwa negara itu tersedot ke dalam pusaran kejahatan dalam waktu hanya beberapa tahun," katanya.

Kenyataan ini terlihat misalnya dalam lelucon tentang kamp konsentrasi Nazi di Dachau yang dibuka pada tahun 1933. Lucuan seperti tersebut menunjukkan bahwa orang-orang Jerman tahu sejak dini bahwa mereka dapat dipenjara karena kemauan untuk mengungkapkan sebuah pendapat. Misalnya, dalam lelucon berikut.

Ada dua orang pria bertemu. Mereka saling menyapa.

"Senang melihatmu bebas lagi. Bagaimana kamp konsentrasi?"

"Hebat! Sarapan di tempat tidur, pilihan kopi atau cokelat, dan untuk makan siang kami mendapat sup, daging, dan hidangan penutup. Lalu, kami bermain gim pada sore hari sebelum mendapatkan kopi dan kue. Kemudian, tunda sebentar dan kami menonton film setelah makan malam," jawab salah satu pria.

Pria yang bertanya itu tentu saja keheranan. Dia mengangguk-anggukka kepala.

"Bagus sekali! Baru-baru ini saya berbicara dengan Meyer, yang juga dikurung di sana. Dia menceritakan kisah yang berbeda kepada saya," tukas pria yang mendahului bertanya.

Namun, kini pria yang sempat menjawab itu kemudian mengangguk dengan muram dan berkata, "Ya, itu sebabnya mereka menjemputnya lagi."

Melanggar tabu

Buku Herzog hanyalah indikasi terbaru dari perubahan mendasar dalam perlakuan Jerman terhadap sejarah Nazi dalam beberapa tahun terakhir. Ketika generasi masa perang menghilang, anak-anak dan cucu-cucu mengambil pandangan yang lebih terpisah dari masa lalu, dan sejumlah tabu telah rusak sebagai akibatnya.

Pada tahun 2004, ada film Jerman yang berkisah tentang hari-hari terakhir Hitler di bunkernya–Down Fall–yang menggambarkan sisi manusia dari sang diktator. Awal tahun spanduk swastika yang besar dipasang di sekujur Kota Berlin untuk keperluan pembuatan film komedi pertama Jerman tentang Hitler. Ini tentu saja menjadi lucuan karena pemandangan ini sesuatu yang tidak pernah terjadi beberapa tahun yang lalu.

"Setiap generasi baru Jerman harus memahami masa lalu," kata Herzog. "Tabu telah rusak. Dengan jarak waktu Anda melihat sisi konyol dari rezim ini, tetapi tanpa melupakan kejahatannya. Kami masih terlalu dekat untuk itu."

Memang dalam sejarahnya masyarakat Jerman dengan cepat menjadi negara atau "masyarakat militer" setelah Nazi mengambil alih kekuasaan. Organisasi baru diciptakan, dengan jajaran seragamnya masing-masing. Salah satu lelucon yang tersebar adalah soal seragam tentara yang sebenarnya pada masa depan akan mengenakan pakaian sipil sehingga bisa lebih gampang lagi dikenali.

Bahkan, pada masa itu di Jerman banyak pula yang membuat salam "Heil Hitler"--yang dilakukan dengan cara memberi hormat dengan lengan terentangnya--sebagai sesuatu yang konyol. Seorang direktur sirkus di kota barat Paderborn dan seorang lawan Sosial Demokrat Nazi pada zaman itu sempat melatih simpanse-simpanse untuk mengangkat lengan kanan mereka setiap kali mereka melihat seragam. Bahkan, para simpanse ini selalu memberi hormat kepada tukang pos yang datang ke rumahnya.

Tak ayal lagi Padebron waktu Hitler berkuasa dikecam atau istilah generasi milenial "di-bully" habis-habisan. Dia pun menerima pemberitahuan resmi yang melarang simpanse memberi hormat. Pedron mendapat ancaman pembunuhan.

Lelucon lain yang menggambarkan kehidupan di bawah Nazi terekam pada lucuan dialog seorang pemuda kepada pacarnya.

"Ayah saya di SA, kakak tertua saya di SS (Partai Nazi), adik lelaki saya di HJ (Hitler Youth), ibu saya adalah bagian dari organisasi wanita NS, dan saya di BDM (kelompok organiasi wanita Nazi)," kata seorang pemuda Jerman kepada teman gadisnya.

"Apakah kamu pernah bisa bertemu satu sama lain?" tanya teman gadis itu.

"Oh, ya, tentu kita bertemu setiap tahun dalam rapat umum partai di Nuremberg!"

Sebagai akibat bannyaknya komentar atau lucuan seperti itu, Nazi kemudian mengeluarkan undang-undang pada tahun 1933 dan 1934 yang melarang komentar mengkritik rezim. Namun, untungnya, berkat ini kasus-kasus pengadilan biasanya hanya menghasilkan peringatan atau denda. Faktor mabuk dan mengoceh tak keruan akibat menenggak alkohol dianggap sebagai faktor yang meringankan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement