REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah spesimen Covid-19 yang selesai diperiksa dalam 24 jam terakhir sebanyak 20.650 spesimen, dengan rincian 20.020 spesimen diperiksa dengan metode PCR dan 630 spesimen diperiksa dengan tes cepat molekular. Jumlah ini sesuai yang ditargetkan Presiden Joko Widodo (Jokowi), untuk melakukan tes terhadap 20.000 spesimen per hari sudah tercapai.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menjelaskan, dengan capaian tes spesimen hari ini maka angka kumulatif uji spesimen yang telah dilakukan sebanyak 580.522 unit. Pemerintah, ujarnya, berkomitmen terus meningkatkan pelacakan kontak terhadap pasien positif Covid-19 yang ditindaklanjuti dengan uji spesimen.
"Dari jumlah hari ini, kita dapatkan hasil positif sebanyak 1.331 orang," ujar Yurianto dalam keterangan pers, Kamis (18/6).
Dengan akumulasi spesimen 580.522 dan jumlah penduduk Indonesia 273 juta orang, maka jumlah pemeriksaan per 1 juta penduduk di Indonesia mencapai 2.126 orang. Maknanya, ada 2.126 orang yang dites Covid-19 per 1 juta penduduk di Indonesia.
Capaian Indonesia sebenarnya masih di bawah Malaysia yang sanggup melakukan 20.536 tes per 1 juta penduduk, Vietnam dengan 2.826 per 1 juta penduduk, atau Korea Selatan dengan 22.348 tes per 1 juta penduduk. Kendati target uji spesimen telah tercapai per hari ini, namun konsistensi angka pemeriksaan harus dijaga ke depan. Alasannya, jumlah uji spesimen di Indonesia masih naik-turun.
Misalnya yang terjadi pada awal pekan ini, jumlah spesimen Covid-19 mengalami penurunan. Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 merilis, jumlah spesimen harian yang selesai diperiksa sejak Ahad (14/6) hingga Senin (15/6) sebanyak 8.776 spesimen. Angka ini jauh di bawah jumlah spesimen yang diperiksa pada Sabtu (13/6) sampai Ahad (14/6), sebanyak 18.760 spesimen.
Yurianto juga menjelaskan, turunnya angka uji lab dalam 24 jam terakhir disebabkan banyak laboratorium yang libur pada Ahad lalu. Pemerintah, ujarnya, sudah berupaya untuk mendorong lab di daerah tetap beroperasi meski di tanggal merah. Namun, fakta di lapangan masih ada laboratorium yang memilih meliburkan keryawannya.
"Kami sudah berupaya maksimal agar seluruh lab tidak berhenti beroperasi meski di hari libur. Namun ternyata beberapa lab di rumah sakit dan beberapa lab di perguruan tinggi masih menerapkan hari libur. Sehingga pemeriksaan menurun," jelas Yurianto dalam keterangan pers, Senin (15/6).
Menariknya, kendati jumlah spesimen yang diperiksa mengalami penurunan, jumlah kasus positif Covid-19 baru yang diumumkan hari ini justru meningkat. Dari pemeriksaan yang berlangsung sejak Ahad sampai Senin, tercatat ada 1.017 kasus positif baru. Angka ini jauh lebih ketimbang jumlah penambahan pada Sabtu-Ahad, 857 orang.
Menurut data Gugus Tugas, sampai pekan lalu terdapat 147 laboratorium rujukan yang memiliki kemampuan melakukan uji spesimen dengan tes cepat molekular atau PCR. Pemerintah memang sedang berupaya mengejar jumlah tes spesimen mencapai 20.000 per hari, sesuai dengan target yang dipatok Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Yurianto menegaskan bahwa Gugus Tugas pusat telah berkoordinasi dengan dinas kesehatan di provinsi-provinsi yang angka kasusnya masih tinggi untuk menggencarkan pelacakan kontak. Pelacakan kontak ini dilakukan dengan cara mengetes seluruh pihak yang pernah melakukan kontak langsung dengan pasien positif Covid-19.
"Semua kasus kontak positif dengan orang yang kita rawat kita lakukan tarcing dan ditindaklanjuti dengan pemeriksaan. Angka ini yang berkontribusi cukup besar di dalam capaian hasil yang didapat hari ini," jelasnya.