REPUBLIKA.CO.ID, Aktivitas ‘blusukan’ sambil menyalurkan hobi olahraga ‘gowes’ sepeda, yang jamak dilakukan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo rupanya telah membuat warga semakin mudah untuk mengenalinya. Kendati hampir sebagian besar wajahnya telah terlindungi oleh helm road bike, kacamata polaroid dan buff wajah, sosok orang nomor satu di Jawa Tengah ini tetap tidak sulit untuk dikenali.
Setidaknya, ini dialami oleh Gubernur Jawa Tengah saat mengecek kondisi terkini Candi Gedongsongo, di Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah pada Sabtu (13/6) pagi. Gubernur yang baru tiba di lokasi area Candi Gedongsongo dengan bersepeda beserta rombongan pun tiba-tiba saja dihampiri dua orang perempuan yang tengah menggendong balitanya.
“Pak, kapan niki bukae? (red; pak kapan ini [obyek wisata Candi Gedongsongo] bukanya),” kata salah satu dari perempuan tersebut.
Tak lama kemudian, perempuan lainnya menyambung, “wis suwe ora dodolan pak, mboten wonten pengasilan (red; sudah lama tidak jualan pak, tidak ada penghasilan)”. Kedua perempuan tersebut adalah Gini dan Rini Amri, pedagang di kompleks wisata Candi Gedongsongo.
“Nggih Pak, ndang cepet dibuka mawon! (red; Iya pak, segera dibuka saja),” lanjut keduanya.
Gubernur yang belum sempat beristirahat usai melahap tanjakan hingga kawasan pintu gerbang kompleks candi, yang berada di ketinggian 1.200 mdpl, ini pun masih terlihat ngos-ngosan.
Sejenak setelah sejenak menghela nafas, baru menanggapi permintaan kedua perempuan tersebut. “Nek sesuk tak buka pie, setuju mboten? (red; kalau besok saya buka bagaimana, setuju tidak?),” kata Ganjar.
“Tapi sekarang masih musim virus Corona, sampeyan gelem ketularan? (red; Anda mau tertular?),” tambahnya sambil bercanda.
Ini menjadi dialog pembuka gubernur dan dua palaku ekonomi di kompleks obyek wisata Candi Gedongsongo. Selanjutnya, baik Gini maupun Rini, jamak berkeluh kesah perihal dampak penutupan obyek wisata ini bagi perekonomian keluarga mereka.
Rini mengaku, sejak obyek wisata itu tutup tiga bulan lalu praktis mereka sama sekali tidak mendapatkan penghasilan. Karena itu, keduanya pun berharap Candi Gedongsongo bisa segera dibuka kembali.
Setelah mendengar penjelasan panjang lebar dari gubernur, ke-dua pedagang itu hanya bisa terdiam. Karena mereka sadar bahwa tempat wisata andalan di Kabupaten Semarang tersebut belum akan dibuka dalam waktu dekat.
Mereka pun kemudian meminta solusi terbaik kepada gubernur. “Lajeng pripun pak, solusi ingkang sae? (red; lalu bagaimana solusi yang terbaik?),” tambah Gini.
Kepada keduanya, gubernur pun meminta agar bisa bersabar terlebih dahulu. “Sabar, ini sedang kami siapkan. Kita latihan dulu, ya, kita siapkan kira-kira nanti saat dibuka lagi seperti apa,” jelasnya.
Ganjar juga menyampaikan, kemarin sudah ke Candi Borobudur juga sama, sedang menyiapkan. Nanti pedagang diajak simulasi, cara jual belinya bagaimana, pengaturan jaraknya seperti apa, pembayarannya langsung dipegang atau disiapkan tempat khusus.
Semua itu perlu latihan, pembiasaan dan tidak bisa tergesa- gesa atau serta- merta. Untuk itu, hari ini sengaja gowes sepeda dari rumah dinasnya di Semarang ke kompleks Candi Gedongsongo untuk mengecek persiapan.
Kepada pengelola, Ganjar meminta agar disiapkan betul apabila nantinya dibuka lagi. Seperti arus pengunjung yang harus antri dan berjarak seperti apa dan sarana prasana seperti tempat cuci tangan juga harus disiapkan.
“Nanti semua pengunjung maupun para pedagangng juga wajib pakai masker serta penunjung harus dicek terlebih dahulu suhu tubuhnya,” tambah gubernur.
Ganjar juga meminta pengelola untuk menyiapkan polisi wisata. Polisi wisata itu ditugaskan untuk mengawasi pengunjung, menegur mereka yang tidak taat aturan serta membatasi agar tidak ada kerumunan.
Polisi wisata juga harus dioptimalkan untuk mengatur, agar semua yang ada di sini nantinya bisa aman dan nyaman. Maka ia meminta segera dilakukan simulasi, di uji coba terlebih dahulu dengan sedikit pengunjung.
“Bila perlu libatkan wartawan dan pegiat pariwisata, sehingga bisa diketahui bagaimana pengelolaannya untuk menyambut tatanan baru di tempat wisata Candi gedongsongo tersebut,” tegas gubernur.
Sementara itu, salah satu perwakilan pengurus obyek wisata Candi Gedongsongo, Siswanto mengatakan, Candi Gedongsongo sudah ditutup sejak bulan Maret 2020 lalu. Saat ini, pihaknya sedang mempersiapkan sarana prasarana apabila nanti kembali dibuka.
Seperti fasilitas tempat cuci tangan, poster imbauan, garis- garis untuk jaga jarak dan sebagainya. “Pekan depan, kemungkinan kami sudah akan melakukan simulasi di Gedongsongo ini,” jelasnya.
Ia juga menambahkan, setiap hari tak kurang dari 500 orang wisatawan masuk ke tempat wisata Candi gedongsongo. Pada akhir pekan atau hari libur nasional, pengunjung bisa mencapai 4 hingga 5 ribu.
"Kalau nanti Candi Gedongsongo dibuka kembali, tetap kami akan lakukan pembatasan. Paling tidak untuk 50 persen dari total pengunjung pada hari biasa," kata dia.