REPUBLIKA.CO.ID,KEDIRI -- Sejumlah sekolah di Kota Kediri, Jawa Timur, sudah bersiap untuk menerapkan protokol kesehatan menyambut era normal baru di dunia pendidikan menjelang kegiatan belajar mengajar (KBM) di tengah pandemi Covid-19.
"Soal kapan masuk sekolah, kami menunggu pengumuman dari Kemendikbud. Setelah nanti diumumkan, kami pun akan konsultasi dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Kediri," kata Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kota Kediri Ibnu Qoyim di Kediri, Kamis (11/6).
Pihaknya sedang membahas inovasi dan sistem menjelang era normal baru dan kemudian akan dikonsultasikan dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Kediri. Sementara itu saat ini sedang memasuki masa kenaikan kelas dan bersiap penerimaan siswa baru secara daring, sehingga relatif belum ada kegiatan.
Namun, di sekolah dasar para guru berinisiatif mempersiapkan diri dari sekarang termasuk menyiapkan protokol kesehatan menjelang era normal baru di dunia pendidikan, kendati keputusan mulai masuk sekolah masih menunggu perkembangan.
Salah satunya dilakukan oleh SDN Kaliombo, di Kelurahan Kaliombo, Kecamatan Kota, Kediri. Para pengajar sudah masuk ke sekolah untuk persiapan. "Persiapannya ada dua hal besar yaitu teknik edukatif dan persiapan fisik," kata Kepala Sekolah SDN Kaliombo Sigit Hadirianto.
Untuk persiapan fisik dengan pengadaan tempat cuci tangan plus sabun dan juga cairan pembersih tangan. Tempat cuci tangan di sekolah ini sudah ada di beberapa titik, namun perlu menambahkan lebih banyak sehingga anak-anak tidak perlu berdesakan untuk mencuci tangan. Selain itu, juga disediakan cairan pembersih tangan di pintu masuk ke kelas.
Sedangkan, persiapan teknik edukatif juga memerlukan persiapan. Prinsip edukasi untuk memenuhi kecakapan tematik, kecakapan literasi, kecakapan karakter, dan life skills, sehingga materi tersebut perlu dijabarkan secara teknis untuk mengajarkan saat normal baru agar tersampaikan ke murid dengan protokol kesehatan. "Kalau kemarin masih belum tertata karena memang darurat. Harapannya nanti ketika normal baru sudah lebih tertata," kata Sigit.
Guna adaptasi, para guru menyesuaikan cara mengajar sesuai dengan normal baru dimana yang paling awal harus akrab dengan teknologi. "Ada dua sistem mengajar, luring (luar jaringan atau tatap muka) dan daring (dalam jaringan). Kalau luring pun, guru juga harus membuat video agar meminimalkan berdekatan dengan siswa," ujar Sigit.
Mengajar melalui pembuatan video, tambah Sigit sudah mulai dilakukan ketika siswa belajar di rumah. Namun, tidak semua siswa memiliki alat yang representatif dan jaringan internet sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan kegiatan belajar mengajar (KBM) daring.
Dirinya menganggap bahwa percobaan awal lumayan lancar. Namun, semua perlu evaluasi agar pelaksanaan ke depan lebih bagus. "Ya terpaksa, satu siswa yang tidak punya jaringan ikut serta ke temannya atau tetangganya yang ada," kata Sigit.