Kamis 11 Jun 2020 06:16 WIB

Peran Vital Lab Unand Tangani Covid-19 di Sumbar

Labolatorium Unand menjadi kunci penanganan Covid-19 di Sumbar

Laboratorium Diagnostik Riset Terpadu Penyakit Infeksi, Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Foto: Febrian Fachri
Laboratorium Diagnostik Riset Terpadu Penyakit Infeksi, Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Febrian Fachri

PADANG - Provinsi Sumatera Barat termasuk daerah yang aktif dan cepat tanggap menangani Covid-19. Salah satu kuncinya yakni keberadaan Laboratorium Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.

"Penanganan Covid-19 cukup baik karena kita punya Lab FK Unand. Kalau FK Unand tidak melakukan pemeriksaan sampel swab, kita akan sulit melakukan tindakan," kata Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit, Selasa (9/6).

Jika mengingat prosesnya dulu, sampel swab warga Sumbar yang diduga terpapar Covid-19 masih harus dikirim ke Litbang Kemenkes RI di Jakarta. Celakanya, kepastian status negatif atau positif Covid-19 memakan waktu hingga 2 pekan. Hingga akhirnya, diajukanlah Lab Unand sebagai tempat pengujian sampel swab warga Sumbar.

 

Laboratorium Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas pun mulai melakukan pemeriksaan sampel swab sejak 24 Maret setelah mendapat izin dari Kementerian Kesehatan RI. Kredibilitas Lab tersebut pun tak perlu diragukan lagi karena sudah mengantongi sertifikat World Health Organization (WHO).

Sejak saat itu, Gugus Tugas Penanganan Covid-19 baik tingkat provinsi maupun tingkat kabupaten kota dapat lebih cepat melacak orang-orang yang terduga terpapar Covid-19. Durasi pengujian sampel swab pun dapat dipangkas menjadi hitungan jam sehingga status pasien lebih cepat diketahui. Maka tak mengherankan apabila Pemprov Sumbar lebih mengutamakan tes swab daripada rapid test karena tingkat validitasnya dan kemampuan Lab Unand yang mumpuni untuk mendeteksi Covid-19.

Hingga saat ini, sedikitnya ada 21 ribu sampel swab telah diperiksa di Lab Unand. Kapasitas pemeriksaan sampel swab pun semakin bertambah setelah Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner Wilayah II Bukittinggi turut membantu pengujian. Dengan kerja sama itu, sampel swab pun bisa mencapai 1.000 spesimen dalam sehari dan memperluas cakupan pelacakan warga terpapar Covid-19.

Kapasitas dan kapabilitas pemeriksaan sampel swab yang besar membuat pemerintah kota dan pemerintah kabupaten di Sumbar tak ragu melakukan pool test atau tes swab massal untuk melacak lebih dalam keberadaan orang yang berkemungkinan terpapar Covid-19.

Misalnya, Pemkot Sawahlunto yang mengirimkan 1.000 sampel swab meski daerahnya masih nol Covid-19. Ketika hasil lab diketahui adanya 2 kasus positif Covid-19, Pemkot Sawahlunto pun mengambil tindakan dan memutus penyebaran virus tersebut.

Gubernur Sumbar Irwan Prayitno dalam suatu kesempatan pernah mengatakan kepada Republika bahwa Laboratorium Diagnostik dan Riset Terpadu Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Unand dan Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner Wilayah II Bukittinggi jadi ujung tombak penanganan Covid-19 di Sumbar.

Hal ini dikarenakan keduanya tidak hanya memeriksa sampel swab dari Pasien Dalam Pengawasan (PDP) tetapi juga memeriksa sampel swab dari Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Orang Tanpa Gejala (OTG).

Dengan kapasitas pengujian di Lab Unand dan masifnya tes swab, kasus Covid-19 di Sumbar terpetakan sekaligus sedikit demi sedikit dapat diputus mata rantainya. Sekarang, Sumbar sudah mulai menerapkan konsep normal baru di 17 kota dan kabupaten. Sumbar hanya menyisakan Kota Padang dan Kabupaten Kepulauan Mentawai yang masih berjibaku dengan Covid-19.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement