REPUBLIKA.CO.ID, oleh Arif Satrio Nugroho, Febrianto Adi Saputro, Nawir Arsyad Akbar
Prabowo Subianto secara aklamasi kembali terpilih sebagai Ketua Umum Partai Gerindra dalam rapat pimpinan nasional partai itu Jumat, pekan lalu. Terpilihnya kembali Prabowo memunculkan spekulasi bahwa Gerindra masih akan mencalonkan Prabowo sebagai calon presiden (capres) pada Pilpres 2024.
"Hampir 99,9 persen Prabowo akan maju jadi capres lagi di 2024," kata Direktur Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komaruddin saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (7/6).
Ujang menyebut, ada beberapa faktor yang membuat Prabowo tampak ingin dan berpeluang maju lagi. Pertama, Prabowo terpilih menjadi ketum Gerindra. Dengan menjadi ketua umum, Ujang menilai, Prabowo lebih mudah melangkah sebagai capres.
"Karena jika dipegang oleh kader lain maka akan kesulitan dalam memuluskan langkahnya menuju 2024. Karena bisa saja kader lain itu berkeinginan juga jadi capres," kata dia.
Kedua, Pilpres 2024 tak memiliki calon pejawat atau incumbent. Presiden saat ini, Jokowi, tak bisa maju lagi. Dengan peluang itu, Ujang menilai, Prabowo bisa merasa memiliki peluang dan percaya diri.
"Karena lawan-lawannya muka-muka baru di Pilpres 2024," kata pengajar politik Universitas al-Azhar itu.
Ketiga, Ujang melanjutkan, rasa penasaran Prabowo yang sudah tiga kali maju di arena pilpres dan tiga kali juga gagal sehingga hal ini dinilai masih mendorong Prabowo maju sebagai capres.
"Nah, rasa penasaran itu akan dituntaskan di 2024," kata Ujang.
Keempat, Ujang menambahkan, tak ada aturan yang melarang dia untuk maju menjadi capres. Karena itulah, Prabowo sebagai politikus akan mengambil peluang itu untuk maju.
"Maju di Pilpres 2024 iya. Tapi, soal menang atau kalah itu soal takdir Tuhan dan soal dukungan rakyat," ujarnya.
Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan menilai Prabowo masih sangat berpeluang untuk maju kembali dalam Pilpres 2024 mendatang. Djayadi mengungkapkan, elektabilitas Prabowo di sejumlah survei masih lebih unggul ketimbang nama capres lain yang sudah beredar seperti Anies Baswedan, Sandiaga Uno, Ganjar Pranowo, Ridwan Kamil, AHY, dan sejumlah nama lain.
"Soal kans Prabowo menjadi capres kembali, saya kira masih terbuka," kata Djayadi melalui pesan WhatsApp kepada Republika.co.id, Ahad (7/6).
Hal senada juga disampaikan Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno. Adi menilai kembalinya Prabowo Subianto menjadi ketua umum Partai Gerindra merupakan bagian dari jalan menuju Pilpres 2024. "Semua tergantung Prabowo apakah siap tanding lagi atau tidak," kata Adi melalui pesan WhatsApp kepada Republika.co.id, Ahad.
Ia menganggap Prabowo sudah memiliki bekal yang relatif cukup memadai. Menurutnya Partai Gerindra hanya membutuhkan tambahan dukungan satu partai menggenapi ambang batas presiden.
"Dari segi elektabilitas Prabowo sudah bekal," ungkapnya.
Berpendapat berbeda, pengamat politik, Pangi Syarwi Chaniago menilai nama Prabowo tak lagi menjual untuk Pilpres 2024. Kekalahan Prabowo di tiga kontestasi sebelumnya menjadi salah satu alasan mengapa elektabilitasnya tak lagi tinggi jelang 2024. Apalagi ia kini bergabung dengan kabinet Joko Widodo, yang adalah lawannya pada dua edisi pilpres sebelumnya.
"Tokoh usang yang sudah tiga kali kalah dalam pilpres, sudah tidak relevan dijual ke publik. Sulit laku karena diaggap tokoh dan kaset usang," ujar Pangi saat dibubungi, Jumat (5/6).
Prabowo juga dinilainya hanya mengkampanyekan gagasan yang sama pada pilpres sebelumnya. Pada saat masyarakat membutuhkan terobosan baru untuk membuat Indonesia lebih baik.
"Publik lebih senang tokoh baru yang masih segar segar, dianggap punya narasi baru membangun Indonesia ketimbang Prabowo," ujar Direktur Eksekutif VoxPol Center Research and Consulting itu.
Pandemi virus Covid-19 juga berpengaruh terhadap elektabilitas Prabowo. Sebab saat ini, banyak kepala daerah yang mendapat sorotan dalam penanganannya, seperti Anies Baswedan, Ridwan Kamil, dan Ganjar Pranomo, daripada Prabowo yang kinerjanya saat ini tak begitu terlihat. Publik tentu akan lebih menaruh dukungan pada tokoh-tokoh yang terlibat langsung dengan masyarakat dan penanganam pandemi.
"Lain cerita kalau kemarin beliau puasa, tetap setiap bersama rakyat menjadi simbol tokoh oposisi, simbol perlawanan. Mungkin masih relevan dan moncer bertarung ulang," ujar Pangi.
Prabowo dinilai lebih tepat bila menyiapkan tokoh sebagai capres."Kalau beliau menyiapkan kader, kehebatan beliau ini kan king maker," kata Pangi.
Kemampuan Prabowo dalam mendukung kader memang memiliki sejarah tersendiri. Pada Pilkada DKI Jakarta 2012 silam, Gerindra mengusung Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok untuk berpasangan dengan kader PDIP Joko Widodo. Mereka memenangi pilkada tersebut.
Kemudian, Prabowo juga memilki peran dalam koalisi yang mengusung Anies Baswedan dan Sandiaga Uno dalam kemenangan Pilkada DKI 2017. Pangi menilai, sudah bukan saatnya lagi Prabowo bertarung dalam kontestasi capres 2024.
Dengan mengambil peran tersebut, sosok yang didukungnya dapat memanfaatkan efek ekor jas dari Prabowo. Hal ini juga dapat dimanfaatkan Partai Gerindra untuk menaikkan elektabilitasnya.
"Pengaruh coat-tail effect maju sebagai capres ikut mendongkrak elektabilitas. Berbeda apabila Prabowo tidak maju bertarung dalam kontestasi elektoral," ujar Pangi.
Juru Bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar menegaskan, Prabowo tidak pernah bicara soal capres 2024.
"Beliau tidak pernah bicara masalah capres 2024," ujarnya saat dikonfirmasi Republika.co.id, Ahad (7/6).
Dahnil mengatakan, Prabowo yang menjabat sebagai menteri pertahanan saat ini masih fokus mengerjakan tugasnya di Kementerian Pertahanan. Sehingga, tugas yang diemban Prabowo itu terlaksana dengan maksimal.
"Beliau hanya fokus memastikan tugas-tugas beliau di Kementerian Pertahanan yang diamanahkan presiden bisa berjalan dengan baik, itu saja," kata Dahnil.
Dahnil juga mengatakan, selama menjabat sebagai menhan, Prabowo tak pernah berbicara soal kontestasi Pemilu 2024. Prabowo disebut sama sekali tak bicara soal peluang dirinya maju maupun calon-calon potensial lainnya.
"Tidak dan belum pernah," ujar Dahnil menegaskan.
Terpisah, Gerindra juga mengklaim belum ada pembahasan soal capres 2024. "Belum ada pembicaraan soal capres," kata Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (7/6).
Dasco yang juga menjadi satu dari lima juru bicara resmi Gerindra mengatakan, rapimnas pada Jumat lalu tersebut lebih pada membicarakan target-target Gerindra sebagai parpol dalam pergelaran pemilu yang akan datang.
"Iya itu kan rapimnas untuk internal," ujar kata Dasco.
Rapat Pimpinan Nasional (RAPIMNAS) Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang gelar secara virtual, merupakan ajang silaturahmi seluruh jajaran pengurus DPD Partai Gerindra se Indonesia. pic.twitter.com/MESJHYFc7p
— Partai Gerindra (@Gerindra) June 5, 2020