Sabtu 06 Jun 2020 14:06 WIB
Komunis

Kisah Dakwah Masjid Jogokariyan yang Dahulu Kampung Komunis

Cermin rekonsilasi sejati antara kader PKI dan Islam terjadi di Masjid Jogokariyan

Umat muslim menunaikan Shalat Iedul Fitri 1441 H di Masjid Jogokariyan, Yogyakarta, Ahad (24/5). Imbas wabah Covid19 Shalat Iedul Fitri  diadakan di Masjid Jogokariyan dari sebelumnya di lapangan
Foto:

Peneliti Pusat Studi Peradaban Islam (PSPI) Solo, Arif Wibowo kemudian menyoroti tindakan pembunuhan terhadap orang-orang PKI dan yang dituding PKI pasca 1965. Menurut Arif yang juga pakar Kristenisasi ini, akibat tragedi itu kenudian terjadi konversi umat Islam pindah agama ke Kristen, Katolik, Hindu dan lainnya bahkan mencapai angka yang fantastis. Mereka pindah agama lantaran mencari ‘aman’ agar tidak dituduh PKI.

“Memang ada yang beralasan psikologisnya saat itu kalau tidak membunuh ya akan dibunuh. Sehingga memang ada unsur konflik horizontalnya, walaupun di beberapa wilayah, seperti di Jateng, banyak aparat yang bergerak,” kata Arif. Namun, yang lebih disoroti Arif ialah penyintasan dari agama Islam hingga dua juta orang banyaknya.

“Kerugian utama ketika wajah islam hanya satu, wajah politik. Wajah agama, wajah akademis, semua tak nampak.Hanya wajah politik. Ketika islam hanya punya wajah politik, kemudian terjadi konflik horizontal yang cukup berat dengan PKI,” kata Arif Wibowo.

Peristiwa Perpindahan Agama Secara Massal Pasca 1965 Sebagai ...

  • Keterangan foto:  Buku tentang perpindahan masal pemeluk Islam di pedasaan Jawa ke Kristen Pasca 1965.

Akibatnya, kata Arif  pada tahun 65-71, terjadi konversi agama besar-besaran dari muslim abangan ke Kristen. “Nah Kristen di Indonesia itu mendapatkan basis komunitasnya ya pasca 65. Sebelum itu, mereka tak punya komunitas kecuali desa-desa kristen yang dibuat Belanda. Itu kerugian utama kita,” kata Arif Wibowo.

Menurut Arif, peneliti ihwal ini, Avey T Willis, dalam Indonesian Revival : Why two million came to Christ, menunjukkan antara tahun 19760 – 1971, jumlah jemaat dari lima denominasi Protestan yang menjadi subyek kajian Willis tumbuh secara fenomenal dari 96.872 menjadi 311.778, sebuah peningkatan lebih dari 220 %. Pada tahun 1965-7, tingkat pertumbuhan tahunannya adalah 27,6 %, sementara pada tahun 1968-1971, 13,7 %.

Avery T Willis, seorang missionaris asal Amerika yang menjadi missionaris di Indonesia sejak tahun 1964 dan memimpin Seminari Teologi Baptis Indonesia menyebutkan ada 11 faktor yang menyebabkan perpindahan massal keagamaan ke agama Kristen/ Katolik ini.

“Tiga diantaranya berkait dengan posisi pengikut PKI yang secara psikologis mengalami ketertindasan akibat agitasi lawan-lawan politiknya, yang berhasil dimanfaatkan oleh para rohaniawan Kristen dan Katolik. Reaction Factor, reaksi berlebihan dari sebagian pemimpin kelompok Islam terhadap orang-orang Islam,” kata Arif.

Statistik yang menjadi anggota dan simpatisan PKI telah mendorong orang-orang itu menoleh ke tempat lain untuk memperoleh bantuan spiritual dan perlindungan politik.

“Protection Factor, perlindungan gereja terhadap orang-orang yang dituduh PKI dan orang yang belum beragama secara sungguh-sungguh, dari pembunuhan dan kehilangan status sosialnya telah memberi rasa simpati banyak orang untuk memeluk Kristen. Service, perhatian dan pelayanan dari lembaga gereja, termasuk di dalamnya pendidikan, bantuan medis dan kebutuhan fisik lainnya, telah mendorong orang-orang untuk tertarik dan masuk ke agama Kristen,” kata Arif.

Masjid Jogokariyan, Ikon Umat di Bekas Basis PKI (1 ...

  • Keterangan foto: Masjid Jogokariyan saat ini menjadi ikon umat Islam di bekas kampung PKI.

     

Dakwah dan Renungan Bersama

Pada saat kaum Kristen menjaring umat Islam yang sebagian tak mengerti apa-apa kemudian dituduh PKI, agar masuk ke Kristen, di sisi lain, menurut Arif untungnya  ada pula kalangan umat Islam yang juga mendakwahi orang-orang PKI dan yang dituduh PKI agar kembali ke Islam.

“Sebetulnya kita harus merenungi ini, bahwa PKI abangan ini harus kita rangkul. Tapi PKI ideologis ini yang harus kita waspadai.Cuma sekarang ini, umat Islam saat ini banyak yang menggeneralisir, gampang mengecam semua disebut bahaya PKI.Padahal harus ada yang didakwahi dan dirangkul, bukan dijauhi” kata Arif.

Ia mencontohkan anak-anak pemikir PKI sekarang banyak yang menjadi aktivis Masjid hingga aktif di organisasi keislaman.“Apa kita mau terus menerus memanggil mereka PKI. Maka yang diuntungkan adalah pihak Kristen,” kata Arif.

Karenanya, ia menilai pendekatan dakwah bisa dilakukan dan terbukti sukses di banya tempat yang dulunya merupakan basis PKI. “Makanya pendekatan kita harus dakwah. Bukan pendekatan politik konservatif,” kata Arif.

Salah satu contoh pendekatan dakwah yang berhasil, menurut Arif ialah di kawasan Jogokariyan Yogyakarta yang dulu merupakan basis komunis. “Malahan  kampung Jogokariyan bukan sekadar komunis, tapi juga kampungnya Lekra. Budayawan Lekra itu ngumpulnya di Jogokariyan.Sekarang jadi masjid paling aktif di Jogja. Jadi yang paling santri,” kata pengajar di Ma’had Hujjatul Islam Al Ghazali ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement