REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PBB telah memulai pengiriman bantuan ventilator ke Indonesia. Bantuan tersebut disponsori oleh tiga badan yakni Program Pembangunan PBB (UNDP), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM).
Tiga ventilator yang disumbangkan untuk Indonesia telah tiba pada Senin (1/6). Mereka nantinya akan diserahkan secara simbolis kepada Badan Nasional Penaggulangan Bencana (BNPB). UNDP, WHO, dan IOM menyiapkan 33 ventilator untuk Indonesia. Proses pengirimannya akan dilakukan bertahap selama empat pekan.
"Dampak pandemi Covid-19 di Indonesia membutuhkan dukungan dan kemitraan semua pihak. Peralatan medis yang dibeli UNDP sebagai bagian dari inisiatif bersama dengan WHO dan IOM, akan membantu mengatasi salah satu kebutuhan yang paling mendesak dan akan memberikan perawatan kesehatan vital bagi para korban Covid-19," kata Kepala Perwakilan UNDP Christophe Bahuet dalam keterangan pers yang dirilis UNDP Indonesia.
Dia mengungkapkan UNDP bersama Sistem Pembangunan PBB akan mengintensifkan dukungan guna membantu mengatasi dampak sosio-ekonomi pandemi terhadap masyarakat Indonesia. UNDP memang organisasi PBB yang fokus menangani pengentasan kemiskinan, ketimpangan, dan perubahan iklim.
Kepala Perwakilan WHO untuk Indonesia Dr N. Paranietharan mengatakan secara global ada permintaan tinggi terhadap peralatan medis yang penting untuk penanganan pasien Covid-19. Dia berharap bantuan ventilator akan memberikan dampak signifikan. "Bekerja dalam semangat solidaritas, kita dapat mengatasi beberapa kebutuhan kesehatan vital," ucapnya.
Kepala Misi IOM Louis Hoffman mengungkapkan pandemi telah turut berdampak signifikan pada mobilitas masyarakat secara domestik maupun mancanegara. Keamanan, mata pencaharian, dan kesejahteraan masyarakat juga ikut terimbas.
"IOM bangga mendukung upaya respons Pemerintah Indonesia untuk menanggulangi Covid-19 dan pengiriman ventilator ini adalah bagian dari paket persediaan serta peralatan medis yang akan diberikan IOM untuk mendukung masyarakat, migran, dan pengungsi di Indonesia," ucap Hoffman.