[caption id="attachment_419852" align="aligncenter" width="500"] Kades Sambi, Kresna Widya Permana saat menjalani rapid test dipantau bupati di balai desa Sambi, Senin (1/6/2020). Foto/Wardoyo[/caption]
SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM- Sebanyak 289 warga di berbagai desa di Kecamatan Sambirejo, Sragen menjalani rapid test covid-19 secara massal, Senin (1/6/2020). Hasilnya, satu orang dinyatakan positif atau reaktif rapid test. Rapid test massal di Sambirejo dihadiri langsung oleh Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati dan jajaran kepala dinas.
Rapid test di gelar di beberapa titik seperti di kecamatan dan sejumlah balai desa. Setiap desa diambil sampel warga secara random mendasarkan tingkat risiko tertinggi. Ada yang diambil 20 warga, 30 hingga 50 warga per desa.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen, Hargiyanto mengatakan total peserta rapid test di Kecamatan Sambirejo mencapai 289 orang. Mereka terdiri dari pelaku perjalanan, tokoh agama, relawan satgas covid-19, ibu hamil hingga pedagang pasar. Dari jumlah 289 itu, hasil akhirnya ditemukan satu orang yang positif alias reaktif. Namun ia tidak menyebut dari desa mana dan berprofesi apa, satu warga yang positif itu.
"Total kita ambil 289 sampel dari beberapa desa di Kecamatan Sambirejo. Hasilnya satu orang reaktif, sementara sisanya negatif. Untuk yang reaktif akan segera kita tindak lanjuti dengan swab," kata Hargiyanto kepada Joglosemarnews.com, Senin (1/6/2020).
Sementara, di antara ratusan yang dirapid, ada pula Camat Sambirejo Didik Purwanto, Kades Sambi Kresna Widya Permana dan Kades Jambeyan, Slamet Prabowo yang ikut dirapid test. Ketiganya dirapid test di Balai Desa Sambi atas permintaan bupati. Beberapa tokoh dan relawan Satgas Covid-19 juga diminta ikut rapid test. Kades Sambi, Kresna Widya Permana mengatakan di Desa Sambi yang ikut dirapid test ada 50 orang.
Selain Sambi, ada 20 warga Jambeyan dan 19 warga Sukorejo yang ikut menjalani rapid yang dipusatkan di balai desa Sambi. "Kalau di desa kami, pemilihan berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan Puskesmas. Yang utama pelaku perjalanan, pedagang pasar, kemudian relawan covid-19, kemudian sopir yang mobilitasnya tinggi karena tiap hari kerja di Solo," paparnya.
Kades muda usia itu mengatakan antusiasme warganya cukup tinggi untuk ikut rapid test. Terlebih untuk pelaku perjalanan, hasil rapid test sangat dibutuhkan sebagai syarat untuk membuat surat izin keluar masuk (SIKM) bagi yang akan ke Jakarta. "Di desa kami yang paling banyak dari PP. Karena PP kita ada 728, dan yang masih masa karantina 46 orang. Makanya beberapa itu kita ikutkan rapid test, ada ibu hamil juga," tandasnya. Wardoyo