REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kasus positif COVID-19 di Nusa Tenggara Barat bertambah 25 orang, bahkan salah satu diantaranya balita berumur sembilan bulan meninggal dunia berdasakan laporan Tim Gugus Tugas COVID-19 NTB, Rabu (27/5).
Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas COVID-19 Provinsi NTB HL Gita Ariadidi Mataram, Rabu mengatakan 25 orang positif baru COVID-19 ini, diperoleh setelah dilakukan pemeriksaan terhadap 186 sampel di Laboratorium PCR dan TCM RSUD Provinsi NTB serta Laboratorium TCM RSUD Kota Mataram. Hasilnya, 156 sampel negatif, lima sampel positif ulangan, dan 25 sampel kasus baru positif COVID-19.
"Satu di antaranya meninggal dunia, yakni pasien Nomor 554, inisial FH, laki-laki berusia 9 bulan, warga Kelurahan Bertais, Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram," ujarnya.
Sekda NTB ini menjelaskan meski dinyatakan positif COVID-19, namun dari hasil penelusuran pasien diketahui tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit COVID-19, bahkan riwayat kontak dengan orang sakit COVID-19 pun juga tidak ada.
"Pasien 554 meninggal Selasa (26/5) malam, akibat pneumonia dan sesuai SOP, setiap bayi dan balita yg memiliki indikasi pneumonia berat/ringan harus di-swab dan kebetulan hasilnya positif," ujar Gita.
Selain satu orang meninggal dunia, penambahan kasus positif COVID-19 di NTB ini didominasi dari Kota Mataram 15 orang, Lombok Barat enam orang, Lombok Tengah dua orang, Lombok Timur satu orang dan Kota Bima juga satu orang sehingga jumlahnya menjadi 25 orang.
"Hari ini terdapat penambahan satu orang yang sembuh dari COVID-19 setelah pemeriksaan laboratorium swab dua kali dan keduanya negatif. Pasien Nomor 450 inisial MRDAH, laki-laki usia 1 bulan, warga Desa Mekarsari, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat," katanya.
Menurut Sekda, dengan adanya tambahan 25 kasus baru terkonfirmasi positif, satu tambahan sembuh baru, dan satu kasus kematian baru, maka jumlah pasien positif COVID-19 di NTB sebanyak 562 orang, dengan perincian 273 orang sudah sembuh, 10 meninggal dunia, serta 279 orang masih positif dan dalam keadaan baik.
"Untuk mencegah penularan dan deteksi dini penularan COVID-19, petugas kesehatan tetap melakukan contacttracing terhadap semua orang yang pernah kontak dengan yang terkonfirmasi positif," katanya.
Sementara itu, jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 1.122 orang dengan perincian 476 orang (42 persen)PDP masih dalam pengawasan, 646 orang (58 persen) PDP selesai pengawasan/sembuh, dan 16 orang PDP meninggal. Untuk orang dalam pemantauan (ODP) jumlahnya 5.513 orang, terdiri dari 187 orang (3 persen) masih dalam pemantauan dan 5.326 orang (97 persen) selesai pemantauan.
Jumlah orang tanpa gejala (OTG), yaitu orang yang kontak dengan pasien positif COVID-19, namun tanpa gejala, sebanyak 5.534 orang, terdiri dari 1.878 orang (34 persen) masih dalam pemantauan dan 3.656 orang (66 persen) selesai pemantauan, sedangkan pelaku perjalanan tanpa gejala (PPTG), yaitu orang yang pernah melakukan perjalanan dari daerah terjangkit COVID-19, sebanyak 59.770 orang, yang masih menjalani karantina sebanyak 3.993 orang (7 persen), dan yang selesai menjalani masa karantina 14 hari sebanyak 55.777 orang (93 persen).