Selasa 26 May 2020 06:20 WIB

BPPT Ciptakan Hujan Buatan Saat Hari Raya Idul Fitri

Pada 13-23 Mei 2020, terpantau hujan merata di seluruh wilayah Riau.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Bilal Ramadhan
Pengendara motor menggunakan mantel saat melintas di tengah hujan turun di Kota Pekanbaru, Riau, Kamis (14/2/2019).
Foto: Antara/FB Anggoro
Pengendara motor menggunakan mantel saat melintas di tengah hujan turun di Kota Pekanbaru, Riau, Kamis (14/2/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) tetap melaksanakan operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) atau hujan buatan saat Hari Idul Fitri di Riau. Total volume air hujan yang tercatat sudah mencapai 33,8 juta m3.

“Tim TMC masih melaksanakan penerbangan di wilayah Pelalawan, Indragiri Hulu dan Indragiri Hilir. Lebaran hari pertama melakukan satu sorti penerbangan penyemaian awan di wilayah Bengkalis, Siak dan Kepulauan Meranti," kata Kepala TMC BPPT Tri Handoko Seto dalam rilisnya, Senin (25/5).

Potensi awan saat ini, kata Tri Handoko Seto, harus tetap dioptimalkan melalui modifikasi cuaca untuk pembasahan lahan gambut. Operasi TMC pencegahan kebakaran hutan tahun ini dilaksanakan BBTMC-BPPT sejak 13 Mei 2020 atas inisiasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bekerjasama dengan BMKG, BNPB dan Badan Restorasi Gambut (BRG).

Hasil pantauan satelit TRMM (Tropical Rainfall Measuring Missing) selama operasi TMC berjalan 13-23 Mei 2020, terpantau hujan merata di  seluruh wilayah Riau. Adapun curah hujan terbesar berada di Bengkalis, Siak, Dumai, Rohil dan Kepulauan Meranti sebesar 80-300 mm. Sedangkan wilayah lainnya curah hujan pada kisaran 50-200 mm, kecuali Rokan Hulu dengan curah hujan hanya sekitar 10-120 mm.

“Hasilnya cukup baik guna pembahasan lahan gambut. Mudah-mudahan akan terus berlanjut," ujar Seto.

Hingga Ahad (24 Mei 2020) total volume air hujan yang tercatat sudah mencapai 33,8 juta m3 dengan rata-rata curah hujan wilayah harian sekitar 7.6 mm. Sedangkan akumulai curah hujan aktual AWS/ARG dari BMKG mencatat angka 83.3 mm.

Jumlah NaCL yang dgunakan selama operasi berlangsung hingga 25 Mei sekitar 8,8 ton. Sedangkan sorti penyemaian yang telah dilaksanakan sebanyak 11 kali penerbangan.

Berdasarkan prediksi BMKG, musim panas diprediksi mencapai puncaknya pada periode Juni hingga Agustus. TMC Pencegahan Karhutla dilaksanakan terlebih dulu di Riau karena mayoritas Titik Pemantauan Tinggi Muka Air Tanah (TP-TMAT) lahan gambut di Provinsi Riau, telah menunjukkan pada level waspada.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement