Rabu 20 May 2020 17:04 WIB

JK Sebut Bukan Waktunya Menyerah Lawan Covid-19

JK menyebut, virus corona dapat menyerang siapa saja yang terlena dan tidak waspada.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Wakil presiden RI periode 2004-2009 dan 2014-2009, Jusuf Kalla.
Foto: Republika
Wakil presiden RI periode 2004-2009 dan 2014-2009, Jusuf Kalla.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tokoh nasional sekaligus yang juga wakil presiden Indonesia periode 2004-2009 dan 2014-2019, Jusuf Kalla (JK) mengatakan, bangsa Indonesia harus bersatu melawan Covid-19 karena saat ini bukan waktunya untuk menyerah.

"Virus ini tidak mengenal bangsa, orang, jabatan, usia bahkan kedudukan karena menyerang siapa saja yang terlena dan tidak waspada," kata dia saat konferensi video yang dipantau di Jakarta, Rabu (20/5).

JK mengatakan, Hari Kebangkitan Nasional setiap 20 Mei, yang bertepatan jatuh pada hari ini merupakan momentum bagi setiap elemen anak bangsa untuk terus bersatu melawan penyebaran virus corona atau Covid-19 di Tanah Air.

"112 tahun yang lalu para pendiri bangsa mengemukakan tentang kebangkitan kita. Artinya dengan bersatu kita bisa bangkit, itu intinya," kata JK yang juga ketua umum Palang Merah Indonesia (PMI) tersebut.

Oleh sebab itu, menurut JK, semangat Hari Kebangkitan Nasional harus menjadi semangat baru pula oleh masyarakat untuk terus bersatu keluar dari masalah pandemi Covid-19 yang berdampak pada sisi kesehatan, ekonomi, pendidikan, sosial, keagamaan dan sebagainya.

Hari Kebangkitan Nasional sebaiknya diimplementasikan dengan tindakan nyata serta tidak hanya sebatas kata-kata momentum saja. Namun, lebih jauh dari itu masyarakat harus bisa memahami virus tersebut berbahaya, dapat menularkan pada siapa saja, bahkan menghilangkan nyawa manusia.

Individu yang tidak taat dan patuh pada anjuran kesehatan dari pemerintah maka berpotensi besar tertular dan menularkan virus pada orang lain. Oleh sebab itu rajin mencuci tangan, menggunakan masker bila keluar rumah, menjaga kebersihan harus terus dikuatkan.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan hingga Rabu ada penambahan 108 orang yang sembuh sehingga total 4.575 dari 19.189 orang yang terkonfirmasi positif dinyatakan sembuh.

"Sedangkan pasien yang meninggal sebanyak 1.242 orang. Jumlah secara akumulatif pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 11.705 orang dan orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 44.703 orang," kata Yurianto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement