REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA--Lebaran sebentar lagi. Kali ini kita akan merayakannya dengan suasana yang berbeda, di tengah pandemi Covid-19. Agar dapat merayakan Lebaran dengan sehat pada era pandemi ini tentu ada ilmunya. Kajian Insan 89 menggelar Webinar bertajuk 'Tips Berlebaran yang Sehat di Era Pandemi Covid-19' pada Ahad petang (17/5). Pemateri pada Webinar ini adalah Direktur RS Aisiyah Siti Fatimah Tulangan, Sidoarjo, Ustaz dr. Tjatur Prijambodo, M.Kes. Dipandu oleh Ustaz Radityo Anindito Tribawono, S.E. dari Yayasan Wisata Hati.
Diungkapkan Tjatur dalam Webinar yang diikuti puluhan orang dari penjuru nusantara itu, bahwa setidaknya ada tiga aktivitas pokok dalam Iedul Fitri nanti. Yaitu Takbiran, Shalat Idul Fitri serta Silaturahim. Tjatur mengupas ketiga aktivitas itu dari sisi ilmu agama dan dari sisi kesehatan atau medis.
Untuk Takbiran, menurutnya, dilakukan sejak terbenam matahari (waktu Maghrib) terakhir Ramadhan sampai akan mulai Khutbah Idul Fitri. ''Ini tidak ada tuntunan harus dilakukan secara bersama-sama,'' kata Tjatur. Untuk itu menurutnya, di tengah situasi pandemi saat ini, takbiran sebaiknya dilakukan di rumah bersama keluarga. ''Bisa misalnya dengan tetap bergiliran seluruh anggota keluarga melantunkannya,'' ungkap Tjatur.
Ibadah atau aktivitas kedua yaitu Shalat Ied. Dikatakan Tjatur, hukum shalat Ied adalah Sunnah Muakad. Di luar situasi pandemi, bisa dilakukan di lapangan atau masjid, mengandung syiar kegembiraan.
Sementara di situasi pandemi ini menurutnya, bisa dilakukan di rumah. Bahkan menurutnya, tidak Sholat Ied pun tidak berdosa. Tjatur mengutp Surat Al Baqarah 195 yang artinya 'Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. ''Menyangkut penularan Covid-19 yang membahayakan diri maupun orang lain, sebaiknya Sholat di Rumah, karena di saat bertemu dengan orang lain, potensi untuk tertular dan menularkan, akan semakin besar,'' katanya. Jika dilakukan di rumah, maka akan merasa lebih tenang, nyaman dan terhindar dari rasa was-was, cemas atau takut tertular Covid-19.
Aktivitas yang kerap dilakukan pada Iedul Fitri adalah silaturrahim dan Halal bi halal. Jika dilihat dari sisi keagamaan, kegiatan ini dikatakan memperpanjang usia dan memperbanyak rejeki. Selain itu, disebutkan dalam surat Al A'raf 31, makan yang tidak berlebihan. Sementara dalam Hadist Riwayat Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban disebutkan, isi perut adalah sepertiga makanan, sepertiga minuman dan sepertiga udara. Masih terkait ini, juga dianjurkan untuk berbagi rejeki sebagai rasa syukur dan melatih keikhlasan. ''Nah, dalam kondisi pandemi ini, silaturahim dan halal bihalal bisa dilakukan secara virtual. Makan di rumah bersama keluarga dalam batas wajar. Berbagi rejeki bisa dilakukan secara virtual,'' tandas Tjatur.
Pada kesempatan Webinar tersebut, Ustaz Radityo mengungkapkan merebaknya wabah virus corona jenis Covid-19 tidak membuat aktivitas kajian keislaman berhenti. Meski secara fisik pertemuan majelis taklim dihentikan, beberapa pengurus mencari solusi yaitu dengan melakukan taklim melalui aplikasi tatap muka media daring. Radityo menjelaskan, Kajian Insan 89 terbentuk pada 2015 lalu. berawal dari Cangkruk atau ngobrol-ngobrol saat nongkrong dan keinginan membentuk wadah kajian Islam untuk sama-sama belajar. Saat ini Kajian 89 yang anggotanya mayoritas merupakan lulusan SMA tahun 1989 se-Surabaya ini, telah memiliki Panti Asuhan. Ceramah dalam Webinar tersebut menurut Radityo dapat disimak di https://youtu.be/l9LeoWqNeEM.