REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota DPR RI Fraksi Partai Gerindra Yan P. Mandenas mengkritik kinerja Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Anies dinilai belum membuat kebijakan yang membantu mahasiswa dari luar daerah yang kuliah di ibu kota hingga saat ini.
Mandenas mengatakan, penyaluran bantuan sosial (bansos) kepada warga terdampak aturan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) masih belum tepat. Dia mengungkapkan bahwa pemberian bansos tersebut tidak memperhatikan para perantau, khusunya mahasiswa.
"Sampai hari ini belum ada perhatian dari Pemerintah DKI Jakarta untuk membantu mahasiswa dari daerah yang kuliah di Jakarta,” kata Yan P. Mandenas dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (15/5).
Dia mengungkapkan, kondisi itu membuat DPR RI dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua berinisiaif membantu mahasiswa daerah yang kuliah di Jakarta. Dia mengatakan, hal itu dilakukan agar mereka tetap dapat bertahan di asrama dan mampu berkuliah secara daring.
Dia lantas membandingkan Anies dengan Pemprov Jawa Tengah yang peduli terhadap mahasiswa dari daerah lain. Dia berharap langkah serupa dapat diikuti oleh Pemrov Jakarta dan pemerintah daerah lainnya.
Menurutnya, pemerintah daerah tidak boleh hanya fokus menangani warga yang ber-KTP setempat dalam penanganan pandemi Covid-19. Dia mengatakan, pemerintah daerah seharusnya juga membantu semua warga yang sedang berada di wilayah pemerintahannya masing-masing.
Kritik serupa juga dilojntarkan anggota DPRD DKI Jakarta William Aditya Sarana. Dia mengatakan bahwa penyaluran bansos selama ini harus dievaluasi karena amburadul dan tidak tepat sasaran. "Datanya bermasalah jadinya pembagian sembakonya tidak tepat dan terlambat," katanya.
Dia pun mempertanyakan transparansi anggaran penanganan covid-19 di DKI Jakarta yang mencapai triliunan rupiah. Dia mengaku belum mendapat informasi terkait jumlah dan penggunaan anggaran dana penanganan Covid-19 tersebut.
Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Widyastuti menyampaikan data terbaru kasus Covid-19 di Jakarta hingga Jumat (15/5) sore. Dari catatan tersebut, dia mengungkapkan bahwa kasus positif sebanyak 5.679 orang.
Dari jumlah tersebut, 1.286 orang dinyatakan sembuh, sedangkan 474 orang meninggal. Semetara 1.900 pasien masih menjalani perawatan di rumah sakit dan 2.019 orang melakukan isolasi mandiri di rumah.
Untuk Orang Tanpa Gejala (OTG) sebanyak 4.777 orang, Orang Dalam Pemantauan (ODP) berjumlah 10.013 orang dengan rincian 9.869 sudah selesai dipantau dan 144 masih dipantau. Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 7.470 orang dengan rincian 6.912 sudah pulang dari perawatan dan 558 masih dirawat.