Jumat 15 May 2020 21:01 WIB

Puluhan Warga Tulungagung Terserang Chikungunya

Chikungunya pernah menyerang Tulungagung pada 2016 dengan penderita capai 400 orang.

Puluhan warga di Desa Pinggirsari, Tulungagung, Jawa Timur, terserang penyakit chikungunya (Foto: ilustrasi pemeriksaan pasien chikungunya)
Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Puluhan warga di Desa Pinggirsari, Tulungagung, Jawa Timur, terserang penyakit chikungunya (Foto: ilustrasi pemeriksaan pasien chikungunya)

REPUBLIKA.CO.ID, TULUNGAGUNG -- Puluhan warga di Desa Pinggirsari, Tulungagung, Jawa Timur, mengalami gangguan persendian hingga kelumpuhan sesaat. Hal ini diduga akibat penyakit chikungunya yang melanda wilayah tersebut.

Kasi Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, Bambang Triono, mengatakan, serangan chikungunya saat ini teridentifikasi di dua titik wilayah. Pertama, dengan kondisi parah terjadi di Desa Pinggirsari, Kecamatan Ngantru, dengan jumlah penderita mencapai 35 orang/jiwa. Sementara infeksi chikungunya kedua kembali ditemukan di wilayah Kecamatan Boyolangu, sebagaimana laporan warga ke jajaran puskesmas desa.

Baca Juga

"Sejauh ini tidak ada sampai jatuh korban jiwa. Penyakit ini pada dasarnya bisa sembuh sendiri dengan pengobatan yang baik dan konsisten," katanya, Jumat (15/5).

Kendati belum pernah sampai menyebabkan kematian, Didik mengakui wabah chikungunya ini sangat meresahkan. Pasalnya, area paparan biasanya cukup luas.

Kejadian luar biasa chikungunya pernah terjadi di Tulungagung pada 2016 dengan jumlah penderita mencapai 400 orang lebih. Warga yang terpapar virus biasanya akan mengalami demam tinggi disertai bentol-bentol atau ruam-ruam pada kaki, berlanjut ke nyeri persendian pada pertengahan pekan pertama infeksi virus.

Butuh waktu sepekan hingga dua pekan untuk proses penyembuhan, dengan pengobatan yang baik dan simtomatik. Virus chikungunya yang dibawa nyamuk aedes aegypti atau aedes albopictus menyerang segala usia.

Di Desa Pinggirsari, misalnya, dari 35 warga yang positif infeksi chikungunya, 13 merupakan anak usia di bawah 15 tahun dan empat lainnya berusia lanjut.

"Hari ini tadi kami lakukan PSN (pemberantasan sarang nyamuk) secara masal bersama seluruh warga desa juga fogging atau pengasapan di beberapa spot sekitar rumah penderita, untuk memutus mata rantai penularan," tuturnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement