Kamis 14 May 2020 20:31 WIB

Moeldoko: Presiden Perkirakan Tahun Depan Booming Pariwisata

Moeldoko meminta industri pariwisata dan ekonomi kreatif bersiap.

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.
Foto: Antara/Nova Wahyudi
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko meminta sektor pariwisata senantiasa bersiap untuk melakukan pemulihan pascapandemi Covid-19. Presiden, kata Moeldoko, memperkirakan tahun depan akan booming pariwisata.

"Presiden memperkirakan tahun depan terjadi booming di sektor pariwisata sehingga industri pariwisata dan ekonomi kreatif harus siap,” ujar Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko pada acara webinar dengan tema" Reopening Ekonomi Indonesia: Berdamai dengan Covid-19, Menyongsong Protokol New Normal di daerah Pariwisata se-Indonesia" di Jakarta, Kamis (14/5).

Baca Juga

Moeldoko mengatakan, sejauh ini pemerintah telah menyiapkan berbagai langkah penting agar sektor pariwisata bisa bangkit kembali. Ada tiga langkah penting yang dilakukan pemerintah sebagai upaya pemulihan sektor pariwisata.

Pertama, program perlindungan sosial bagi para pekerja di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang tepat sasaran. Kedua, realokasi anggaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang diarahkan pada program padat karya bagi pekerja di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

Ketiga, menyiapkan stimulus ekonomi bagi para pelaku usaha di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Setelah penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar berakhir, lanjut Moeldoko, ada berbagai aktivitas yang dilakukan masyarakat.

Di antaranya adalah berkumpul dengan teman, pergi ke tempat wisata/rekreasi, tempat makan, pusat perbelanjaan, bepergian ke luar kota dan lain-lain. "Kita lihat ini sebagai peluang harus dicermati sehingga sektor pariwisata bangkit dan tumbuh kembali," ujar Moeldoko.

Selain itu, hasil survei Mckinsey menyebutkan 61 persen masyarakat Indonesia sangat peduli terhadap kesehatan publik. Dengan demikian, aspek keselamatan dan kesehatan menjadi faktor penting dalam melakukan perjalanan wisata.

Di sisi lain, penerapan kebijakan social/physical distancing mempengaruhi kebiasaan berwisata masyarakat. Wisatawan akan tetap berhati-hati dan lebih suka menghindari tempat wisata yang ramai.

Menurut Moeldoko, tempat wisata luar ruangan dan yang berhubungan dengan alam akan menjadi tujuan paling populer untuk perjalanan di masa mendatang.

Paket wisata grup akan berkurang popularitasnya dan akan berganti dengan perjalanan mandiri. Wisatawan yang berusia muda akan melakukan perjalanan wisata terlebih dahulu.

Wisatawan akan lebih memilih melakukan perjalanan dengan jarak yang relatif dekat atau menempuh waktu lebih singkat. “Demografi wisatawan yang berubah dan situasi ekonomi secara keseluruhan akan menentukan pola pengeluaran wisatawan,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana mengatakan, Bali merupakan destinasi utama para wisatawan lokal dan mancanegara. Sejak dua tahun lalu, Bali Utara sudah menyiapkan bandara baru di Singaraja. “Bali sudah siap 8,5 juta wisatawan setiap tahun, ini angka 80 persen dari kapasitas yang ada,” papar Tjokorda.

Namun, pandemi Covid-19 telah mengakibatkan Bali sebagai lokomotif utama pariwisata jatuh kolaps, pertumbuhan ekonomi sampai minus.

Sebanyak 70 persen pendapatan asli daerah Bali berasal dari pariwisata, sehingga banyak pelaku wisata yang dirumahkan.  Menurutnya, memasuki new normal ini, harus diperhatikan kesehatan destinasi, kesiapan protokol kesehatan pariwisata Bali usai Covid-19.

“Kamis ini, sebut Bali Era Baru. Selain kesehatan, keamanan dan pelayanan wisata. Strategi yang dikembangkan adalah membuka secara bertahap per klaster,” paparnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement