Ahad 10 May 2020 01:15 WIB

Turun Bukit, Kawanan Babi Hutan Gasak Ladang Pertanian

Serangan babi hutan datang bergerombol pada dini hari dari kawasan hutan perbukitan.

Babi hutan
Babi hutan

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Kawanan babi hutan di Desa Sindangwangi Kecamatan Muncang, Kabupaten Lebak, Banten telah merusak ladang  milik warga setempat. Akibatnya, sehingga petani mengalami kerugian karena tidak bisa panen.

"Serangan kawanan babi hutan secara bergerombol merusak tanaman ladang," kata H Katma (55 tahun) seorang petani warga Desa Sindangwangi Kecamatan Muncang Kabupaten Lebak, Sabtu (9/5).

Serangan babi hutan tersebut datang bergerombol pada dini hari dari kawasan hutan yang ada di perbukitan setempat. Sebab, pertanian ladang milik petani di wilayahnya itu dikelilingi perbukitan sebagai tempat populasi babi hutan.

Karena itu, petani di sini merasa terpukul karena kawanan babi hutan merusak tanaman sehingga tidak bisa menghasilkan panen. "Kami merugi cukup besar akibat serangan babi hutan itu, sehingga tanaman ubi jalar dan ubi kayu serta jagung rusak berat hingga menyebabkan petani tidak bisa panen," katanya.

Menurut dia, petani di sana terkadang melakukan perburuan babi hutan dengan menggunakan anjing agar tanaman ladang aman. Namun, perburuan tersebut tidak berlangsung lama, terlebih saat ini bulan suci Ramadhan.

"Kami berharap serangan babi hutan bisa diantisipasi dengan melakukan perburuan dengan menggunakan anjing itu," katanya.

Begitu juga petani lainnya, Sukri (50). Dia mengatakan, selain serangan babi hutan juga kawanan monyet merusak tanaman pertanian pisang. Sejumlah monyet diduga kelaparan setelah adanya kegiatan eksploitasi pertambangan sekitar kawasan hutan Neglasari.

Sebagian besar wilayahnya masih berupa hutan lindung, hutan adat dan hutan Perum Perhutani sehingga banyak hewan liar berkeliaran ke ladang ketika habitatnya terganggu.

"Kami selalu waspada jika pergi ke ladang karena khawatir menjadi korban serangan babi hutan maupun monyet," katanya menjelaskan.

Sementara itu, Ujang (55) seorang petani mengaku,  untuk mencegah kerusakan tanaman dari serangan hewan liar terpaksa di ladang miliknya, dirinya melakukan pemasangan "bebegig" atau patung menyerupai manusia juga jebakan kaleng dan kain berwarna-warni.

Pemasangan bebegig dan kain berwarna-warni agar tanaman pertanian terlindungi dari serangan hewan liar tersebut. "Kami sangat kesulitan untuk mengendalikan serangan monyet jika datang secara bergerombol hingga tanaman pertanian yang siap panen rusak hingga gagal panen," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement