REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan seseorang yang sudah terinfeksi virus Covid-19 memiliki peluang 75 persen untuk menularkan ke orang lain, jika ia tidak menggunakan masker. Namun, penularan bisa ditekan hingga lima persen dengan penggunaan masker untuk mencegah percikan droplet secara langsung.
Karena itu, Yurianto mengingatkan pentingnya penggunaan masker bagi semua masyarakat jika terpaksa ke luar rumah. "Karena percikan droplet dia, ludah dia, akan mengenai semua benda, namun manakala dia menggunakan masker maka bisa ditekan sampai dengan lima persen," ujar Yurianto dalam konferensi pers di Graha BNPB, Kamis (7/5).
Yurianto menerangkan, untuk menekan sisa lima persen potensi penularan maka diikuti dengan rajin mencuci tangan. Sebab, droplet seorang pembawa virus bisa saja mengenai benda di sekitar dan tidak disadari menularkan ke orang lain.
Karena itu, selain menggunakan masker dan menjaga jarak aman, Yurianto meminta masyarakat tetap rajin mencuci tangan. "Karena kita tidak tau siapa yang terkena, droplet bisa kita hindari memang dengan jaga jarak aman 1-2 meter, ini bisa untuk kita melindungi tetapi sekali lagi ini tidak bisa satu-satunya tanpa diikuti dengan cuci tangan," ujarnya.
Namun, lebih daripada itu, Yurianto mengatakan potensi penularan benar-benar bisa dicegah jika masyarakat tetap tinggal di rumah dan tidak bepergian ke tempat keramaian yang berpotensi terjadi penularan. Karena itu, ia mengingatkan masyarakat, selain mencuci tangan, juga tidak ke luar rumah, berpergian maupun tidak mudik.
"Oleh karena itu tetap tinggal di rumah adalah jawaban yang paling benar, paling baik, karena kita tidak pernah tau siapa yang membawa virus, tidak bepergian, jangan mudik," ungkapnya.
Hingga Kamis (7/5) jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia menjadi 12.776 setelah ada penambahan sebanyak 338 orang. Sedangkan kasus sembuh juga bertambah sebanyak 64 orang hingga totalnya menjadi 2.381.
Sedangkan, jumlah kasus meninggal yang disebabkan Covid-19 bertambah menjadi 930 setelah ada penambagan sebanyak 35 orang. Akumulasi data tersebut diambil dari hasil uji spesimen sebanyak 134.151 yang dilakukan menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) dan TCM di 89 laboratorium. Sebanyak 96.717 kasus spesimen yang diperiksa didapatkan data 12.776 positif dan 83.941 negatif.