REPUBLIKA.CO.ID,TASIKMALAYA -- Seorang warga di Desa Karangmukti, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, dijemput petugas Sigesit 119, sebuah layanan kesehatan yang dikelola Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya, Kamis (7/5) dini hari. Warga itu diduga terpapar Covid-19.
Salah seorang warga sekitar, Yusup (27 tahun) mengatakan, penjemputan itu terjadi pada Kamis sekira pukul 01.00 WIB. Petugas yang menjemputnya pun mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap.
"Saat subuh, warga mulai ramai. Warga mendapat info kalau dia (warga yang dijemput) positif Covid-19," kata dia saat dihubungi Republika.co.id, Kamis malam.
Menurut Yusup, warga yang dijemput Sigesit itu baru pulang dari Jakarta pada Sabtu (2/5). Di Jakarta, ia bekerja sebagai relawan kesehatan.
Ia menambahkan, berdasarkan informasi yang didapat warga sekitar, tetangganya itu sempat menjalani tes swab massal di Jakarta. Namun, ketika hasil tes belum keluar, tetangganya itu sudah pulang ke rumahnya di Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya.
Alih-alih mengisolasi diri secara mandiri, warga itu justru membuka apotek miliknya setelah kembali dari Jakarta. "Banyak warga yang periksa di apoteknya. Balita juga ada sempat periksa di sana," kata Yusup, yang rumahnya hanya terhalang dua bangunan dari rumah tetangganya itu.
Salah seorang warga lainnya, Dodi (41) mengatakan, berdasarkan kabar terakhir yang didapatnya, warga yang dijemput Sigesit itu dibawa ke Rumah Sakit Singaparna Medika Citrautama di Kabupaten Tasikmalaya. Sementara informasi yang berkembang di warga, orang itu telah terkonfirmasi positif Covid-19.
"Warga juga kaget. Soalnya pasien habis dari Jakarta langsung buka apoteknya dan banyak yang diperiksa di sana," kata dia.
Namun menurut dia, belum ada informasi resmi dari aparat desa atau dinas kesehatan setempat. Saat ini, warga berinisiatif melakukan isolasi mandiri.
Republika mencoba mengonfirmasi Gugus Tugas Percepatan Penangnan Covid-19 Kabupaten Tasikmalaya. Namun, hingga saat ini belum ada respon dari Juru Bicara Covid-19 Kabupaten Tasikmalaya.
Namun, berdasarkan data yang diakses dari laman resmi Sigesit 119 Kabupaten Tasikmalaya, terdapat penambahan satu pasien positif Covid-19 pada Kamis (7/5). Dari peta persebarannya, satu pasien itu berasal dari Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya.
Warga Resah
Yusup mengaku, sampai saat ini belum ada arahan dari aparat desa setempat atau Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tasikmalaya kepada warga di Kecamatan Salawu. Namun, warga inisiatif untuk melakukan isolasi mandiri.
"Kita nunggu informasi resmi, tapi belum ada. Kejadian sudah seperti ini, yang repot bukan keluarga pasien saja, tapi warga juga ikut panik," kata dia.
Sementara itu, Dodi menyayangkan sikap tetangganya yang tidak melakukan isolasi setelah kembali dari Jakarta. Bahkan, warga itu justru masih membuka apoteknya. "Dia kan orang medis, seharusnya dia lebih tahu untuk isolasi mandiri. Tapi ternyata tidak," kata dia.
Menurut dia, kondisi warga di Desa Karangmukti, Kecamatan Salawu, mulai panik. Ia mengatakan, jika tak ada kejelasan dari aparat desa atau pemerintah setempat, kondisi di kalangan akan seperti bom waktu. "Tadinya adem ayem, sekarang yang interaksi dengan dia kan kaget dan mulai curiga," kata dia.
Ia mengatakan, hingga saat ini belum ada arahan dari Pemkab Tasikmalaya maupun aparat setempat. Seharusnya, kata dia, dalam kondisi seperti ini petugas aktif memberi info ke masyarakat.
"Desa juga kurang aktif. Kita masyarakat yang pernah kontak inisiatif ke puskesmas periksa dan disuruh isolasi mandiri. Inisiatif masing-masing," kata dia.