Selasa 05 May 2020 18:00 WIB

Lab Palangka Raya Bisa Uji Swab Mulai Hari Ini

Laboratorium Biosafety Level II di Palangka Raya sudah mulai difungsikan.

Sampel dahak milik warga. Laboratorium Biosafety Level II di Palangka Raya, Kalimantan Tengah mulai uji coba pemeriksaan sampel swab mulai Selasa (5/5).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sampel dahak milik warga. Laboratorium Biosafety Level II di Palangka Raya, Kalimantan Tengah mulai uji coba pemeriksaan sampel swab mulai Selasa (5/5).

REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKA RAYA -- Laboratorium Biosafety Level (BSL) II pada Rumah Sakit Doris Sylvanus (RSDS) Palangka Raya, Kalimantan Tengah, yang dibangun Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) telah selesai. Laboratorium itu mulai bisa difungsikan.

"Gedung sudah selesai dan peralatannya sudah datang dan selesai dipasang dan uji swab sudah bisa dilakukan," kata Direktur RSDS Yayu Indriaty saat dihubungi dari Palangka Raya, Selasa.

Baca Juga

Menurut Yayu, workshop terkait peralatan laboratorium tersebut telah diselenggarakan, sehingga swab yang diambil akan mulai diujicobakan pemeriksaannya di laboratorium tersebut mulai Selasa (5/5). Jika melihat kapasitas alat, dalam satu kali ekstraksi mampu memeriksa hingga 32 sampel.

Di lain sisi, untuk uji hasil pemeriksaan virusnya, lab tersebut mampu memeriksa 96 sampel dalam satu kali masuk alat. Menurut Yayu, hal itu akan tercapai mengingat dalam satu hari jumlah sampel biasanya tidak sebanyak itu.

"Jadi kelengkapan alatnya ada dua, yakni untuk ekstraksi dan RT PCR, sebelum masuk ke PCR terlebih dulu diekstraksi. Tahapan pengujian ini menghabiskan waktu sekitar 5 jam, kemudian dilanjutkan tahap validasi data dan lainnya," ungkapnya.

Adapun swab yang diambil dari pasien terkait COVID-19 pada RSDS per-Senin (4/5) sudah tidak lagi dikirimkan ke laboratorium yang berada di luar kota. Diharapkan semua berjalan lancar, sehingga pemeriksaan swab ke depan bisa dilakukan lebih cepat, efektif dan efisien.

Untuk pemeriksaan swab pasien dari kabupaten lain di Kalteng, rencananya juga akan dilaksanakan di RSDS. Hanya saja sistemnya tergantung dari masing-masing rumah sakit lain. Jika rumah sakit lain mampu melakukan uji swab, maka sampelnya saja yang dikirimkan ke RSDS.

"Namun jika rumah sakit tidak bisa mengambil swab, maka pasiennya yang akan dikirimkan. Sebab tidak semua rumah sakit mampu melakukan swab," jelas Yayu.

Saat ini, peralatan yang pihaknya miliki sebanyak satu set. Namun, informasinya milik BPOM setempat juga akan dipinjampakaikan ke RSDS. Hanya saja, reagennya belum ada karena harus menunggu dari pusat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement