REPUBLIKA.CO.ID, PANGANDARAN -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pangandaran mulai mengaktivasi sekolah-sekolah sebagai tempat isolasi pada Kamis (30/4). Sekolah-sekolah itu dijadikan tempat isolasi untuk pemudik yang masuk ke Kabupaten Pangandaran.
Bupati Jeje Wiradinata mengatakan, hal itu dilakukan agar para pemudik dari zona merah disiplin melakukan isolasi. Sebab, sebelumnya banyak laporan terkait para pemudik yang tidak menjalani isolasi mandiri, tetapi justru berkeliaran ke luar rumah."Sejak Kamis ini, kita berlalukan penanganan khusus kepada yang mudik," kata dia, Kamis (30/4).
Pemkab Pangandaran setidaknya telah menyiapkan sekira 90 bangunan sekolah untuk dijadikan tempat isolasi para pemudik. Pada hari pertama, terdapat 39 pemudik yang telah diisolasi di sekolah-sekolah itu.
Jeje mengatakan, tempat tinggal dan makan para pemudik itu akan ditanggung pemerintah selama diisolasi. Karena itu, pemudik tidak perlu khawatir akan kebutuhan mereka ketika menjalani isolasi. Selain mengisolasi khusus para pemudik yang pulang, Pemkab Pangandaran juga memberikan gelang khusus kepada mereka. Dengan begitu, warga yang lainnya tahu itu adalah pemudik yang harus isolasi.
"Ini kita lakukan karena masih banyak pemudik berkeliaran tak isolasi mandiri. Kalau mereka berkeliaran, bukan hanya riskan kepasa keluarga, melainkan ke orang lain," kata dia.
Ihwal rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tingkat provinsi, Jeje mendukung kebijakan itu. Menurut dia, diperlukan langkah tegas agar warga semakin disiplin dan komitmen mengikuti anjuran pemerintah.
"Kita akan sosialisasi juga soal PSBB," kata dia.
Hingga Kamis sore, masih terdapat satu pasien positif Covid-19 di Kabupaten Pangandaran. Pasien itu masih menjalani perawatan di rumah sakit.