REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR - Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) HM Nurdin Abdullah menuding anjloknya harga jagung di tingkat petani dari Rp 3.150 menjadi Rp 1.500 karena adanya pengumpul dan pedagang yang mempermainkan harga. "Jagung (harga) ini ada permainan di tingkat pedagang, pengumpul," kata Gubernur dalam keterangannya di Makassar, Rabu (29/4).
Nurdin menyatakan, sudah mendapatkan informasi dari PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk bahwa harga jagung masih berkisar Rp 3.150 dan tidak mengalami perubahan harga. "Kemarin saya sudah undang pimpinan cabang mengatakan kita tidak pernah membeli jagung di bawah 3.150 (rupiah). Oleh karena itu, mungkin kita akan ada di antara petani dan industri," lanjut dia.
Mantan Bupati Bantaeng dua periode itu juga meminta agar pihak terkait melakukan reaktualisasi soal harga jagung di tingkat petani. Gubernur tidak menginginkan para petani terus merugi akibat adanya permainan harga.
"Makanya kalau dia (pengumpul/pedagang) tidak segera melakukan reaktualisasi, terutama harga di tingkat petani, kita ambil alih nanti," tegasnya.
Menurut dia, masalah serupa sering terjadi dari tahun-ke tahun dan ironisnya harga anjlok di saat petani sedang melakukan panen, padahal sewaktu masa tanam harga justru naik tinggi. "Kita akan ambil alih. Kenapa? Karena sudah sekian lama petani tetap menderita ketika panen raya harganya pada jatuh," ujarnya.