Rabu 29 Apr 2020 00:50 WIB

Walhi Sumsel Prediksi Terjadi Karhutla Lebih Parah

Pada musim hujan sekarang ini mulai terdeteksi sekitar seribu titik panas.

Relawan mencoba memadamkan api ketika simulasi pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Pekanbaru, Riau. (ilustrasi)
Foto: Antara/Rony Muharrman
Relawan mencoba memadamkan api ketika simulasi pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Pekanbaru, Riau. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumatra Selatan memprediksi pada musim kemarau 2020 ini terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang lebih parah dibandingkan tahun sebelumnya. Karena pada musim hujan sekarang ini mulai terdeteksi seribuan titik panas.

"Sepanjang musim hujan Januari-April 2020 ini terdeteksi 1.000 lebih titik panas melalui satelit cuaca, jika tidak dilakukan penanggulangan karhutla sejak dini bisa berakibat fatal terjadi bencana kabut asap yang lebih parah dari tahun sebelumnya," kata Direktur Eksekutif Walhi Sumsel, M Hairul Sobri di Palembang, Selasa (28/4).

Baca Juga

Untuk mencegah agar tidak terjadi bencana kabut asap yang lebih parah dan korban gangguan kesehatan yang banyak, diharapkan pemerintah daerah dan aparat terkait untuk melakukan berbagai tindakan pencegahan karhutla. Kebakaran hutan dan lahan dampak cuaca panas musim kemarau dan ulah masyarakat atau perusahaan melakukan pembakaran untuk membuka lahan bisa diminimalkan dengan mempersiapkan tindakan penanggulangan sejak dini. Penanggulangan dini dilakuka secara maksimal dan bersama-sama.

Dengan tindakan pencegahan tersebut, karhutla yang dikhawatirkan bisa lebih parah dari tahun sebelumnya dapat diminimalkan. "Bencana kabut asap pun bisa dihindari," ujar Direktur Walhi Sumsel.

Kepala BPBD Sumsel, Iriansyah sebelumnya menjelaskan bahwa menghadapi musim kemarau tahun 2020 ini, pihaknya telah memetakan daerah yang tergolong rawan karhutla. Tujuannya untuk memaksimalkan antisipasi bencana kabut asap.

Berdasarkan data karhutla beberapa tahun terakhir ada 10 kabupaten dari 17 kabupaten/kota Sumsel yang tergolong daerah rawan karhutla. Daerah rawan karhutla itu yakni Kabupaten Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Banyuasin, Musi Banyuasin, Muara Enim, Pali, Musirawas, Musirawas Utara, Ogan Komering Ulu (OKU), dan Kabupaten OKu Timur.

"Untuk mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan di 10 daerah rawan karhutla itu, pihaknya menganggarkan dana sebesar Rp 37 miliar," ujar Iriansyah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement