REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menyikapi eskalasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di lahan gambut, pemerintah segera mengambil langkah nyata untuk melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). Rencana TMC berupa hujan buatan ini, akan dilaksanakan pada awal bulan Mei.
"Ini mempertimbangkan prediksi BMKG bahwa masih tersedia potensi bibit awan dan mendekati bulan Juni curah hujan akan mengalami penurunan," kata Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong pada kesempatan memimpin rapat koordinasi melalui video conference Senin (27/4).
Dia mengungkapkan, bahwa kondisi di Sumatera yang mengalami peningkatan karhutla harus diantisipasi dengan upaya pencegahan melalui pendekatan dari darat dan udara.
"Pencegahan karhutla melalui udara bisa dilaksanakan dengan TMC untuk membasahi gambut, mengisi embung dan kanal yang sudah dibangun," ujarnya seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Selasa (28/4).
Sedangkan pencegahan karhutla terus dilakukan melalui patroli terpadu serta memeriksa kondisi sumur bor dan sekat kanal supaya senantiasa berfungsi baik, dan siap digunakan.
Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kementerian LHK) Bambang Hendroyono menambahkan, dalam pengendalian karhutla harus melibatkan semua pihak. Baik dari pemerintah maupun korporasi yang bertanggung jawab pada area konsesi.
Menurutnya, biaya TMC cukup besar. Jadi, harus dilakukan pada area prioritas yang terjadi karhutla berulang selama lima tahun terakhir.
"Sehingga lokasi turunnya hujan buatan hasil penyemaian awan bisa secara efektif mencegah karhutla," ujar Bambang.
Sementara, Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian LHK Ruandha Agung Sugardiman mengungkapkan, sampai dengan saat ini khususnya di Sumatera, Manggala Agni di 17 Daops senantiasa siaga melakukan pencegahan dan pemadaman. Ia menyebutkan selama tahun 2020 sampai saat ini, patroli udara dan waterbombing di Provinsi Riau telah melibatkan sembilan unit helikopter, dengan air yang sudah dijatuhkan lebih dari 11 juta liter.
"Sedangkan TMC sudah dilakukan sebanyak 27 sorti dengan menaburkan lebih dari 21 ton garam," kata Ruandha.
Tak hanya itu, Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian LHK juga telah mengirimkan surat kepada 15 gubernur dan 31 bupati/wali kota untuk mendorong dilakukannya pembasahan lahan untuk mencegah karhutla. Dalam surat tersebut dilampirkan peta lahan gambut yang sudah dioverlay dengan firespot serta peta kelembaban tanah.
Sebagai upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan pada musim kemarau yang akan segera datang ada beberapa upaya yang harus segera dilakukan antara lain menyusun rencana aksi bersama antar kementerian dan lembaga. Selain itu, persiapan pelaksanaan TMC pada awal bulan Mei berkoordinasi dengan BPPT, BMKG, dan TNI.
Selanjutnya pembasahan gambut dan pencegahan karhutla harus terus dilakukan dengan melaksanakan patroli oleh Manggala Agni dan Brigdalkarhut KSDAE, namun dengan tetap memperhatikan protokol pencegahan Covid-19 selama masa pandemi. Pada pelaksanaan patroli pencegahan karhutla, selain pengawasan lapangan dan sosialisasi juga mengutamakan pemadaman secara dini, sedangkan untuk wilayah remote area diupayakan pemadaman melalui udara.
Berdasarkan Satelit Terra/Aqua (NASA) Conf. Level ≥80 persen perbandingan total jumlah hotspot tahun 2019 dan 2020 (tanggal 1 Januari – 27 April 2020) sebanyak 746 titik, pada periode yang sama tahun 2019 jumlah hotspot sebanyak 1.186 titik (terdapat penurunan jumlah hotspot sebanyak 440 titik / 37,10 persen).