Selasa 28 Apr 2020 15:04 WIB

Jokowi: Beberapa Bahan Pokok Defisit di Sejumlah Provinsi

Presiden Jokowi menjelaskan beberapa bahan pokok yang stoknya mengalami defisit

Presiden Joko Widodo
Foto: Lukas/ANTARA FOTO
Presiden Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjelaskan beberapa bahan pokok yang stoknya mengalami defisit di sejumlah provinsi. Bahan pokok itu di antarannya adalah gula pasir yang defisit di 30 provinsi dan bawang putih defisit di 31 provinsi.

Dari penjabaran Presiden Jokowi, stok gula pasir dan bawang putih mengalami defisit di paling banyak provinsi, dibanding komoditas pokok lainnya. Dalam rapat terbatas secara konferensi video dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (28/4), Presiden Jokowi juga mengungkapkan stok kebutuhan pokok lainnya seperti beras yang defisit di tujuh provinsi, jagung defisit di 11 provinsi, cabai besar defisit di 23 provinsi, cabai rawit defisit di 19 provinsi, bawang merah defisit di satu provinsi, sedangkan telur ayam defisit di 22 provinsi.

Baca Juga

"Sedangkan stok untuk minyak goreng diperkirakan cukup untuk 34 provinsi, tapi untuk stok gula pasir diperkirakan defisit di 30 provinsi dan stok bawang putih diperkirakan defisit di 31 provinsi," kata Presiden Jokowi dalam rapat terbatas mengenai "Lanjutan Pembahasan Antisipasi Kebutuhan Pokok".

Presiden Jokowi meminta jajaran kementerian, lembaga dan pemerintah daerah untuk menghitung secara cermat kebutuhan bahan pokok di setiap provinsi. Perlu ada pemetaan yang jelas mengenai provinsi yang surplus dan provinsi yang defisit.

Dengan begitu provinsi yang surplus dapat memasok bahan pokok ke provinsi yang defisit. Untuk kelancaran hal itu, Presiden Jokowi juga meminta distribusi bahan pokok agar dipastikan lancar. Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) jangan sampai mengganggu kelancaran arus logistik.

"Saya akan cek terus ini, karena dengan penerapan PSBB dari beberapa provinsi, beberapa kabupaten/kota, memang saya mendengar ada 1-2 (daerah) yang sudah mulai terganggu, terutama yang berkaitan dengan transportasi pesawat," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement