Sabtu 25 Apr 2020 09:17 WIB

Memetik Hikmah Corona Seperti Salah dan Mane

Moh Salah dan Mane bisa berkumpul dan menyambut Ramadhan bersama keluarga.

Agung Sasongko
Foto: dok. Republika
Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID,oleh Agung Sasongko*)

Begitu berbeda. Barangkali dua kata ini terucap ketika kita mulai memasuki bulan suci Ramadhan 1441 Hijriah. Semarak menyambut Ramadhan mungkin berbeda dengan tahun sebelumnya. Pawai obor ditiadakan. Buka puasa bersama dikembalikan lagi ke rumah. Shalat Tarawih juga diimbau dilakukan di rumah. Ini adalah ikhtiar untuk rantai penyebaran Covid-19.

Bagi pesepakbola Muslim, kondisi ini justru membuat mereka bersemangat menyambut Ramadhan. Biasanya mayoritas dari mereka terpaksa menunda puasa karena harus berjibaku dalam kompetisi sepak bola di Eropa. 

Kini, mereka bisa menikmati Ramadhan bersama keluarga. Penyerang Liverpool, Sadio Mane misalnya. Ia sangat antusias menjalani Ramadhan. Lewat akun media sosialnya, pemain asal Senegal ini berbagi doa.  Begitu pula Muhammad Salah. Ia  berbagi ucapan selamat berpuasa dan merapihkan rumahnya.

Inilah kehebatan rencana Allah. Manusia kerap menyimpulkan apa yang terjadi sekarang sebagai kepahitan, menggerutu dan ketidakadilan. Padahal di balik itu ada hikmah luar biasa. Mane dan Salah salah satu yang merasakan hikmah tersebut.

Bagi mereka, tidak berpuasa saat kompetisi tengah padat, bukan perkara gampang. Ini persoalan komitmen sebagai seorang Muslim untuk mematuhi salah satu kewajiban yang ditimpakan kepadanya. Apalagi, kewajiban itu sarat hikmah. Ajaran untuk menahan nafsu, berbagi dengan sesama, dan begitu luas dimensi spiritual yang diberikan Ramadhan.

Ramadhan ini juga menjadi momentum bagi kita untuk berbagi kepada mereka yang mungkin terdampak dari upaya memutus mata rantai covid-19. Tidak mungkin mengandalkan pemerintah untuk membantu mereka yang membutuhkan. Saya percaya, bangsa ini sangat toleran dan memiliki jiwa sosial tinggi. Kita lihat berapa dana terhimpun untuk masker dan alat pelindung diri bagi saudara kita yang membutuhkan. Artinya, untuk membantu dampak dari covid-19 tentu bukanlah masalah.

Dalam fatwanya, sebagaimana tertuang dalam Fatwa MUI Nomor 23 tahun 2020 tentang Pemanfaatan Harta Zakat, Infak dan Shadaqah untuk Penanggulangan COVID-19 dan Dampaknya, dana zakat dapat digunakan untuk penanganan wabah Covid-19. Namun pelaksanaanya mengacu pada ketentuan-ketentuan penyaluran zakat untuk penanggulangan Covid-19, di antaranya penerima termasuk salah satu golongan (asnaf) zakat.

Zakat hanya diberikan kepada orang Muslim yang masuk dalam delapan asnaf, di antaranya fakir, miskin, pengurus zakat (amil), orang baru masuk Islam (mualaf), orang terlilit hutang (gharim), hamba sahaya (riqab), orang dalam perjalanan (ibnu sabil) dan pejuang di jalan Allah (fi sabilillah). Sementara kebutuhan penanggulangan wabah Covid-19 dan dampaknya yang tidak dapat dipenuhi melalui harta zakat, dapat diperoleh melalui infak, sedekah dan sumbangan halal lainnya.

Pada akhirnya, Sadio Mane dan Mohammed Salah juga umat Islam di seluruh dunia berharap momentum Ramadhan ini memperkuat ikhtiar guna mengakhiri pademi covid-19. Khusyuk meminta ampun, sehingga kegundahan kita selama pandemi dapat segera berakhir. Ramadhan itu memiliki keistimewaan, meski suasana berbeda keistimewaan itu tidak akan pernah hilang. Justru InsyaAllah semakin istimewa.

*) penulis adalah jurnalis republika.co.id

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement