Kamis 23 Apr 2020 16:07 WIB

Bogor Siapkan Lumbung Beras Tingkat RW untuk Hadapi Covid-19

Lumbung beras digunakan sebagai cadangan untuk menghadapi pandemi Covid-19.

Rep: Nugroho Habibi/ Red: Nur Aini
Gudang beras, ilustrasi
Foto: Sigid Kurniawan/Antara
Gudang beras, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor sedang mempersiapkan lumbung beras untuk mengantisipasi kondisi terburuk selama pandemi Covid-19. Rencananya, lumbung itu akan menjadi cadangan persediaan logistik bagi masyarakat.

"Kita punya cadangan beras 320 ton, rencananya kita distribusikan ke RW Siaga Corona," kata Dedie di Kota Bogor, Kamis (23/4).

Baca Juga

Dedie menyatakan, cadangan beras milik pemkot yang masih berada di Bulog itu akan dibagikan ke sekitar 720 RW yang ada di Kota Bogor. Dari jumlah tersebut, Dedie merinci setiap RW akan memperoleh sekitar 444 kwintal beras.

Namun, Dedie menyatakan, cadangan itu tak langsung diberikan ke RW. Hanya saja, rincian tersebut dijadikan sebagai cadangan beras untuk menghadapi pandemi Covid-19.

"Bukan langsung dibagikan ke warga, tapi RW itu punya modal cadangan beras. Berarti kalo 320x1.000 = 320.000 kilogram dibagi ke 720 RW. Masing-masing RW akan dapat sekitar 444 kwintal beras. Tetapi itu bukan untuk dibagi sekaligus," tegas dia.

Dedie memaparkan, jumlah itu sangat mungkin ditambahkan dengan swadaya dari masyarakat yang mampu. Sebab, di lumbung itu RW tetap membuka donasi bagi masyarakat yang ingin menyumbang beras.

"Dengan modal ini bisa ditambah lagi. Misalnya di RW itu ada warga yang mampu. Ada yang mampu trus menyumbang satu kilogram. Ada yang satu cangkir dan seterusnya," ucap dia.

Dedie menegaskan, lumbung itu hanya dipergunakan untuk antisipasi bila pandemi Covid-19 berkepanjangan. Sehingga, RW siap menghadapi kekurangan pangan.

"Ini antispasi kalo situasi memburuk. Di situ juga dibuat dapur umum RW. Tapi itu kalau misalnya krisisnya di Jawa," ujar dia.

Dedie menambahkan, RW siaga juga dapat membuat gerakan nasi bungkus (gazebo) dalam jangka dekat. Dia menuturkan, RW dapat segera melakukan pendataan sejumlah usaha kuliner di RW setempat.

 

Dedie menuturkan, gerakan nasi bungkus dinilai lebih instan untuk memenuhi kebutuhan warga yang kurang. Namun, Dedie menegaskan, persiapan untuk membuat lumbung semata-mata sebagai antisipasi bila pandemi berkepanjangan.

"Kan mikirnya kalau sampai September, kalo kondisnya paling parah. Langkah antisipasinya mangkanya harus secepatnya," ucapnya.

Selain lumbung logistik di RW Siaga, kata Dedie, Pemeritah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) menjanjikan akan membuat lumbung ditingkat kelurahan. Meskipun belum merinci, lumbung di tingkat kelurahan akan digerakkan oleh Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kota Bogor.

"Pokoknya ada bantuan dari pemerintah provinsi itu ditaruhnya di kelurahan di luar lumbung RW ini yang akan gerakkan PKK," tutur dia.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor, Anas S. Rasmana menjelaskan, masih mempersiapkan lumbung tersebut. Saat ini, Anas menyatakan, pihaknya baru memiliki persediaan sebanyak 22 ton beras di Kota Bogor.

"Yang sudah ready di cadangan pangan kami itu ada 22 ton yang siap edar," kata Anas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement