REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Operator Terminal Terpadu Pulogebang, Jakarta Timur, mencatat lonjakan penumpang pada Kamis siang. Lonjakan penumpang dipengaruhi rencana pelarangan mudik oleh pemerintah.
"Kalau saat pandemi biasanya hanya 400-500 penumpang per hari, sekarang ada 840 orang yang berangkat," kata Kasatpel Operasional dan Kemitraan Terminal Terpadu Pulo Gebang, Afif Muhroji di Jakarta.
Pantauan di lokasi melaporkan antrean pembeli tiket tampak mengular di sejumlah perusahaan otobus seperti Sinar Jaya tujuan Jawa Tengah.
Lonjakan pembeli tiket di lokasi itu akibat keterlambatan bus karena di pul Cibitung kekurangan pengemudi.
Hal serupa juga terjadi di ruang tunggu keberangkatan. Bahkan sebagian terpaksa duduk di teras luar ruangan karena di dalam penuh.
Penumpang terlihat membawa banyak barang-barang menggunakan tas ransel atau kemasan kardus.
Berdasarkan keterangan petugas informasi bahwa bus AKAP dan AKDP masih operasional hingga jam 18.00 WIB.
Afif mengatakan lonjakan penumpang terhitung mulai pukul 06.00 hingga 12.00 WIB bus AKAP yang diberangkatkan berjumlah 64 unit.
Salah satu penumpang, Akila (28), mengatakan sengaja pulang kampung lebih cepat untuk menghindari larangan pemerintah.
"Pak Presiden kan bilang mudik mau dilarang, daripada saya ribet mendingan duluan," kata penumpang tujuan Bandung itu.
Pekerja salah satu restoran di Jakarta itu mengatakan keputusan untuk pulang kampung menyusul perpanjangan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta yang memaksa tempat dia bekerja tutup.
"Jadi sekalian aja pulang kampung, toko juga tutup kok," katany