Kamis 23 Apr 2020 06:24 WIB

Pencegahan Covid-19 Berbasis Komunitas Perlu Didorong

Saat ini penting bagi masyarakat untuk terus bertahan tanpa merasa panik.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Gita Amanda
Suasana lengang di Kawasan Alun-alun Kota Bandung, saat diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hari pertama, Rabu (22/4). PSBB sebagai upaya percepatan penanganan wabah Covid-19 di Bandung Raya rencananya berlangsung hingga 5 Mei 2020
Foto: Edi Yusuf/Republika
Suasana lengang di Kawasan Alun-alun Kota Bandung, saat diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hari pertama, Rabu (22/4). PSBB sebagai upaya percepatan penanganan wabah Covid-19 di Bandung Raya rencananya berlangsung hingga 5 Mei 2020

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif KedaiKopi, Kunto Adi Wibowo, menyarankan agar pemerintah meningkatkan sosialisasi pencegahan Covid-19 berbasis komunitas. Menurut dia, saat ini komunitas memiliki peran penting agar kesadaran masyarakat akan pencegahan Covid-19 meningkat.

"Membuat community base PSBB, atau saling membantu dalam komunitas menurut saya perlu mengemuka dalam komunikasi publik dana BNBP," kata Kunto, dalam konferensi pers daring, Rabu (22/4).

Baca Juga

Selain itu, ia juga mendorong agar Pemerintah mengganti imbauan masyarakat untuk tidak panik menjadi imbauan untuk ketahanan. Saat ini, penting bagi masyarakat untuk terus bertahan tanpa merasa panik.

Namun, lanjut dia, di satu sisi rasa takut itu perlu agar masyarakat semakin memperhatikan keadaan sekitar dan menjaga dirinya sendiri. "Menurut saya panik itu tidak sama dengan takut. Justru takut punya banyak kegunaan dalam krisis. Orang butuh takut saat ini. Kalau tidak takut hasilnya tetap saja macet di Bandung, di Jakarta," kata Kunto.

Hal senada diungkapkan Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M. Faqih. Menurut dia, penting untuk menekankan aturan yang ketat di dalam PSBB sehingga masyarakat lebih disiplin. Kedisiplinan harus benar-benar ditegakkan di tengah masyarakat yang wilayahnya dilakukan PSBB.

PSBB dalam praktiknya di lapangan harus benar-benar diawasi, tidak bisa sepenuhnya diserahkan kepada masyarakat. Menurutnya, hal yang penting saat ini adalah perhatian dari pimpinan di lapisan paling bawah seperti RT/RW atau kelurahan.

Ia mengapresiasi upaya Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes-PDTT) dalam menguatkan peran kepala desa mencegah Covid-19. Menurut dia, ini adalah langkah yang penting agar masyarakat benar-benar memiliki kesadaran menjaga diri di tengah menyebarnya wabah Covid-19.

Di dalam penguatan peran kepala desa tersebut, juga ada kewajiban untuk membantu isolasi mandiri warganya. Daeng berpendapat, langkah ini apabila serempak dilakukan dengan satu komando dari kepala daerah masing-masing maka PSBB akan semakin kuat. Ia pun berharap langkah ini terus didorong dan bisa diterapkan di seluruh lapisan terbawah masyarakat.

"Ada tiga program yang strategis untuk menunjang PSBB. Ada program pos jaga, kalau semua desa melakukan itu luar biasa. Membantu tracing, dan kepala desa ikut kontrol," kata Daeng menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement