REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengikuti dua pertemuan internasional secara virtual untuk membahas soal perkembangan pandemi Covid-19 sejak Jumat hingga Rabu (22/4). Dalam dua pertemuan tersebut, Retno menekankan pentingnya kolaborasi dan kerja sama negara-negara dalam menghadapi pandemi Covid-19.
Pertemuan virtual International Coordination Group on Covid-19 dan pertemuan virtual dalam kerangka World Economic forum menekankan pentingnya solidaritas dan komitmen dalam menjaga masing-masing negara. Seperti komitmen menjaga global supply chain dengan membuka jalur pelabuhan laut, darat dan udara untuk kepentingan kargo, hingga komitmen untuk saling membantu dan memfasilitasi repatriasi warga negara masing-masing.
"Dalam pertemuan virtual pertama, Menlu menyampaikan perlunya kerja sama yang konkret dan pentingnya terus menjaga harapan masyarakat. Untuk itu kita perlu bekerja sama dengan cara-cara yang inovatif yang tidak bisa lagi kita bekerja dengan cara-cara yang biasa," ujar Direktur Timur Tengah Kementerian Luar Negeri Ahmad Rizal Purnama mengutip Retno, dalam konferensi pers virtual, Rabu (22/4).
Dalam pertemuan virtual International Coordination Group on Covid-19 sejumlah menteri luar negeri negara lain turut hadir. Di antaranya Menlu Australia, Brasil, Kanada, Perancis, Jerman, Italia, Peru, Korsel, Singapura, Turki, dan Inggris.
Sementara pada pertemuan kedua, kata Rizal, para ekonom, pelaku bisnis, dan beberapa menteri dari negara ASEAN turut hadir. Menlu Retno dalam kesempatan pertemuan pada Selasa (21/4) menyinggung soal perempuan berkenaan dengan Hari Kartini.
"Perempuan di Indonesia dan seluruh dunia memainkan peran penting dalam melawan Covid-19, 70 persen pekerja kesehatan adalah perempuan, dan 64 persen UMKM di Indonesia dikelola oleh perempuan," ujar Rizal mengutip Menlu.
Retno pun menegaskan pentingnya seluruh elemen negara memberdayakan dan melibatkan perempuan dalam upaya mitigasi dampak ekonomi dan sosial dari pandemi Covid-19. Selain itu, Rizal mengatakan Menlu juga mengangkat tentang perlunya memberikan perhatian kepada negara-negara berkembang dan LDC (Least Developed Countries).
Dalam hal ini, jika vaksin telah tercipta, maka, menurut Retno harganya harus terjangkau. "Menlu tekankan bahwa kita sudah juga harus memulai memikirkan dunia pascaCovid-19, seperti bagaimana merubah perilaku dan cara kita bekerja dan termasuk bagaimana PBB dan badan-badan terkait harus mereformasi agar sesuai dengan kebutuhan dunia, " katanya.