Senin 20 Apr 2020 23:19 WIB

Pengamat Dorong ASEAN Perluas Mandat AHA Center Atasi Covid

AHA Center saat ini ditugaskan untuk menangani bencana alam bukan bencana kesehatan

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Petugas Kementerian Kesehatan Malaysia mengambil sampel warga di laboratorium pengujian sementara COVID-19 di dalam flat PKNS, Kuala Lumpur, Malaysia. AHA Center saat ini ditugaskan untuk menangani bencana alam bukan bencana kesehatan. Ilustrasi.
Foto: EPA-EFE / FAZRY ISMAIL
Petugas Kementerian Kesehatan Malaysia mengambil sampel warga di laboratorium pengujian sementara COVID-19 di dalam flat PKNS, Kuala Lumpur, Malaysia. AHA Center saat ini ditugaskan untuk menangani bencana alam bukan bencana kesehatan. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Sejumlah pengamat lewat sebuah diskusi panel di Jakarta, Senin, mendorong Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) memperluas mandat dan wewenang Pusat Koordinasi Bantuan Kemanusiaan untuk Manajemen Bencana (AHA Center). Perluasan mandat bertujuan agar lembaga itu turut berperan membantu penanggulangan Covid-19 di kawasan.

"AHA Center saat ini memang ditugaskan untuk menangani bencana alam, bukan bencana kesehatan. Akan tetapi di tengah pandemi Covid-19, harus ada revolusi di tubuh AHA-Center sehingga lembaga itu relevan (pada situasi krisis saat ini)," kata Peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia, Fitriani.

Baca Juga

Dalam diskusi yang diadakan oleh CSIS Indonesia melalui video konferensi lewat sambungan internet, Fitriani menjelaskan perluasan mandat perlu diberikan terlepas dari pertanyaan mengenai kapasitas sumber daya dan keuangan yang dimiliki oleh lembaga kemanusiaan ASEAN itu. Sejalan dengan pendapat Fitriani, redaktur senior Tama Salim menilai kehendak politik jadi faktor utama yang menentukan penguatan AHA Center. Ia mencontohkan kewenangan lembaga itu dapat diperluas saat adanya krisis kemanusiaan yang dialami para pengungsi etnis Rohingya.

"Saat tekanan komunitas internasional memuncak, kita melihat respons dari ASEAN. Kita menyaksikan mandat AHA Center diperluas oleh para menteri luar negeri dari anggota ASEAN. Pertanyaannya untuk situasi saat ini, kenapa AHA Center, mengapa mereka, karena sarana, fasilitas, dan pengetahuan sudah tersedia," terang Tama saat sesi diskusi yang sama.

AHA Center jadi salah satu lembaga yang disebutkan dalam deklarasi pertemuan khusus ASEAN mengenai penanggulangan Covid-19 atau Special ASEAN Summit on Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) pada 14 April. Keterangan ini disampaikan Kepala Departemen Hubungan Internasional CSIS Indonesia, Shafiah Muhibat.

Akan tetapi, AHA Center bukan lembaga utama yang diberi mandat menanggulangi krisis kesehatan Covid-19. "Lembaga utama yang bertanggung jawab tetap ASEAN Coordinating Council (Dewan Koordinasi ASEAN)," terang Shafiah.

Sepuluh anggota ASEAN menyepakati sembilan poin deklarasi mengenai penanggulangan COVID-19 di kawasan pada pekan lalu. Salah satu isi deklarasi menyebut negara-negara anggota sepakat meningkatkan kapasitas lembaga kedaruratan yang telah terbentuk. Di antaranya ASEAN Emergency Operations Center (EOC) Network/Pusat Jaringan Operasi Darurat ASEAN, ASEAN Risk Assessement and Risk Communication Centre/Pusat Komunikasi dan Evaluasi Risiko ASEAN, ASEAN BioDiaspora Virtual Center (ABVC), dan AHA Center.

Lembaga tersebut, termasuk di antaranya AHA Center, ditugaskan turut berperan menyalurkan bantuan kemanusiaan saat ada krisis kesehatan di masa depan. Demikian isi deklarasi pertemuan tingkat tinggi ASEAN yang diadakan secara virtual pekan lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement