REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Lampung memperketat setiap perbatasan Provinsi Lampung dengan provinsi tetangga sebagai antisipasi penyebaran virus corona (Covid-19) dari Sumatra Selatan dan Banten yang sudah masuk zona merah. Namun, sayangnya, petugas kesehatan Covid-19 yang siaga di Teminal Induk Rajabasa tidak ada.
Berdasarkan penelusuran, aktivitas di dalam Terminal Induk Rajabasa, terminal antarkota antarprovinsi di Kota Bandar Lampung tersebut masih seperti biasa, tidak terlihat adanya protokol kesehatan penanganan Covid-19. Hanya tersedia petugas Dinas Perhubungan dan petugas Pos Terminal Rajabasa. Sedangkan tenaga kesehatan yang siaga di dalam terminal memeriksa dan memantau penumpang dari berbagai kota dan provinsi tak ada.
Padahal, aktivitas di Teminal Rajabasa sangat rentan dengan penularan antarwarga (transmisi lokal) maupun antarorang dari daerah pandemi Covid-19. Pihak Terminal Rajabasa sudah mengajukan permintaan tenaga kesehatan khusus Covid-19 ditempatkan siaga di dalam terminal, namun belum ada realisasinya.
Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Lampung dr Reihana mengakui bahwa di dalam Terminal Rajabasa belum ada tenaga kesehatan yang siaga penuh di dalam terminal. Namun, ujar dia, tenaga kesehatan berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan dalam pemantauan penumpang.
"Kesiapan tenaga kesehatan di Terminal Rajabasa, memang di Terminal Rajabasa belum ada petugas kesehatan yang siaga," ujar Reihana dalam keterangan persnya di Bandar Lampung, Ahad (19/4).
Menurut dia, saat mendampingi ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Lampung, protokol kesehatan di dalam terminal sudah berjalan dengan baik. Pengecekan ketua gugus tersebut, untu melihat kesiapan petugas di teminal untuk mengantisipasi penyebaran virus corona di terminal.
Kepala Terminal Rajabasa Denny Widjan mengatakan, usulan penyediaan tenaga kesehatan khusus siaga di dalam terminal sudah diajukan kepada Dinas Kesehatan Lampung. Menurut dia, selama ini petugas pos terminal dan Dishub melakukan protokol kesehatan kepada penumpan yang tiba dan berangkat dari terminal.
Penanganan yang dilakukan yang menjaga jarak di dalam bus, mensosialisasikan pemakaian masker dan cuci tangan, memeriksa awak bus, dan penumpang, dan juga penyediaan fasilitas kesehatan. Ia berharap pemerintah dapat menyediakan tenaga kesehatan yang siaga, fasilitas kesehatan, bilik dan alat semprot disinfektan di area terminal, dan juga alat rapid test.
Pengelolaan Terminal Rajabasa menjadi domain dari Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung. Namun, karena Pemkot Bandar Lampung kekurangan tenaga medis masa pandemi Covid-19, membuat petugas di terminal belum tersedia. Petugas atau tenaga kesehatan telah menyebar di berbagai pintu masuk kota, sebagai antisipasi penyebaran virus corona.